Siswa SMPN 16 Surabaya belajar mengolah limbah kertas menjadi peta yang bisa digunakan untuk media pembelajaran.
Unesa.ac.id. SURABAYA—Limbah kertas menjadi salah satu penyebab utama pencemaran lingkungan. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia saat ini menghasilkan lebih dari 200 juta ton kertas bekas setiap tahunnya.
Sekolah termasuk salah satu penyumbang limbah kertas bekas di luar kantor. Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Dampak negatif dari limbah kertas terhadap sekolah tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga mempengaruhi proses belajar siswa.
Penumpukan limbah kertas dapat mencemari lingkungan dan menimbulkan berbagai penyakit. Selain itu, tumpukan kertas bekas yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk dan mengurangi estetika lingkungan kelas, bahkan seluruh sekolah.
Atas dasar itulah, mahasiswa kelompok 2 PPG PPKn Prajabatan gelombang 1 tahun 2024 Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan sosialisasi ‘Lingkungan Hidup dan Praktik Kreasi Limbah Kertas’ di SMP Negeri 16 Surabaya, pada Jumat, 19 Juli 2024.
Kegiatan yang merupakan bagian dari proyek kepemimpinan mahasiswa PPG ini berbasis pada lingkungan hidup, mengingat sekolah tersebut adalah sekolah Adiwiyata atau berbudaya lingkungan.
Pembukaan sosialisasi ‘Lingkungan Hidup dan Praktik Kreasi Limbah Kertas’ di SMP Negeri 16 Surabaya.
"Proyek kepemimpinan ini melalui kegiatan sosialisasi dan praktik kreasi bertujuan menanamkan kesadaran pada siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup dan memanfaatkan limbah kertas bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekolah," ujar Pandu Rudy Widyatama, ketua pelaksana.
Kegiatan ini melatih siswa kreatif mengolah limbah kertas menjadi sesuatu yang berdaya guna bagi pembelajaran di sekolah. Salah satunya siswa diajarkan cara membuat peta wilayah Indonesia dari bubur kertas yang diolah dari limbah kertas bekas.
Kerajinan ini kemudian digunakan sebagai media edukasi PPKn dengan harapan dapat menunjang proses pembelajaran agar siswa lebih memahami wawasan Nusantara. "Melalui pembuatan kerajinan dari limbah kertas ini, siswa tidak hanya belajar tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, tetapi juga mempelajari PPKn dengan cara yang kreatif dan menyenangkan," ucap ketua pelaksana.
Kegiatan sosialisasi lingkungan hidup dan praktik kreasi limbah kertas ini memberikan banyak manfaat. Pertama, meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup, mengembangkan kreativitas, dan mempelajari PPKn dengan cara yang lebih menyenangkan.
Kedua, mendukung program Adiwiyata mandiri dan menciptakan lingkungan sekolah yang lebih bersih dan sehat. Ketiga, mengurangi jumlah limbah kertas bekas di lingkungan sekolah dan dampak negatifnya terhadap lingkungan sekitar.
Para siswa sangat antusias mengikuti kegiatan ini, menghasilkan media edukasi PPKn berupa peta wilayah Indonesia yang menarik. "Saya sangat senang bisa belajar cara menjaga lingkungan hidup dan memanfaatkan limbah kertas menjadi sesuatu yang lebih berguna," ujar Naila Putri Divia, siswi kelas 9D yang ikut serta dalam kegiatan tersebut.
Pose bersama mahasiswa, guru, dan para siswa dalam kegaitan sosialisasi dan praktik kreasi limbah kertas.
Kegiatan ini pun mendapat apresiasi dari pimpinan sekolah. Kepala SMP Negeri 16 Surabaya, Fadjarijah Nurulita menuturkan, kegiatan seperti penting dilakukan untuk memberikan penguatan program ramah lingkungan berkelanjutan yang sudah ada di sekolah.
"Apalagi kalau kita bicara soal kertas bekas yang dihasilkan sekolah perlu segera ditangani. Limbah kertas tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada kesehatan dan pembelajaran siswa. Kegiatan ini sangat penting untuk menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan," ucapnya dalam sambutan sosialisasi.
Pihak Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya mendukung penuh kegiatan ini dan menganggapnya sangat penting untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup di sekolah.
"Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menanamkan kesadaran pada generasi muda, terutama siswa, tentang pentingnya menjaga lingkungan hidup. Saya berharap kegiatan ini dapat terus dilaksanakan untuk meminimalisir limbah kertas bekas sekaligus mewujudkan sekolah Adiwiyata mandiri," ujar Sayuti dari DLH Kota Surabaya dalam sesi materi. []
***
Penulis: Tim Kelompok 2 PPG PPKn Prajabatan UNESA
Editor: @zam*
Foto: Dok Tim Kelompok 2 PPG PPKn Prajabatan UNESA
Share It On: