www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya - Jumat (29/11), Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia menggelar acara bertajuk Bincang Buku yang membahas buku Mitos dari Lebak karya Rob Nieuwenhuys dari Belanda yang di terjemahkan oleh sastrawan Indonesia Sitor Situmorang.
Karya ini diulas dari segi kesusastraan dan kesejarahannya. Menghadirkan tiga narasumber diantaranya sejarawan Indonesia JJ Rizal, peneliti sejarah pendidikan Siti Zainatul Umaroh, dan Dosen Aastra Indonesia Unesa Andik Yulianto.
Bertempat di Auditoriaum T13, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya. Acara ini dihadiri kurang lebih 350 peserta dari mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia serta luar Unesa.
Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. Mulyono, M.Hum., mengatakan acara ini digelar sebagai bentuk apresiasi terhadap karya sastra sekaligus menambah wawasan tentang sejarah Indonesia terutama pada masa penjajahan.
Sebelum bincang buku dimulai, peserta menyaksikan suguhan pembacaan sajak puisi sebagai wujud apresiasi terhadap karya sastra. Aini, mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2018, membacakan sajak karya penyair W.S Rendra.
Buku Mitos dari Lebak, Telaah Kritis Peran Revolusioner Multatuli menjadi buku yang di perbincangkan dalam diskusi ini. Di moderatori oleh dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Drs. Parmin, M.Hum perbincangan semakin seru dengan pembahasan yang detail mengenai sejarah sosok Multatuli yang disampaikan oleh Siti Zainatul Umaroh.
Dengan pembawaan yang nyentrik JJ Rizal mampu mencairkan suasana. Pembahasan mengenai sosok sastrawan kawakan Indonesia Sitor Simorang menjadi topik yang diangkat oleh sejarawan satu ini. Rizal mengulas tentang sastrawan Sitor Situmorang dalam proses menerjemahkan buku berbahasa belanda Mitos dari Lebak saat Sitor tengah menjalani hukuman dipenjara.
Andik Yulianto memberikan pendapatnya dari sudut kesusastraan dan pendidikan. Menururtnya sastra adalah sesuatu hal yang dinamis. Buku Mitos dari Lebak mengungkapkan cerita sejarah bukan hanya tentang tokoh kaum bangsawan saja, melainkan para pribumi.
“Sejarah bukan hanya tentang kaum bangsawan dengan berbagai jabatan dan kekayaan yang dimilikinya. Tetapi sejarah dimiliki oleh semua kaum, termasuk kaum pribumi dengan berbagai penderitaannya di masa lalu,” ungkapnya.
Acara berakhir pada pukul 17.00 WIB. Ditutup dengan penyerahan cendera mata oleh Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. Mulyono, M.Hum kepada JJ Rizal dan Siti Zainatul Umaroh. (Muf/why)
Share It On: