Menteri Investasi Republik Indonesia Bahlil Lahadalia, S.E menjadi keynot speaker dalam acara Forum Rektor Indonesia
Unesa.ac.id, SURABAYA–Menteri Investasi Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia, S.E., menjadi keynote speaker dan memberikan penguatan tentang “Strategi Investasi Inklusif dan Berkelanjutan” dalam Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia (FRI) di Graha Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Kampus II Lidah Wetan, Surabaya, pada Senin, 15 Januari 2024.
Pria yang juga sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) itu menyampaikan seputar gambaran dinamika perekonomian global yang dilanda ketidakstabilan yang terjadi belakangan ini seperti konflik Palestina-Israel, Rusia-Ukraina, perang dagang AS-Tiongkok dan lain-lain.
Ketegangan global yang semakin tak menentu berdampak pada ekonomi dalam negeri. Kendati demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih rata-rata di atas 5% dan inflasi masih terkontrol di bawah 3%. Ini merupakan salah satu pertumbuhan ekonomi terbaik dari negara-negara G20.
Bagaimana dengan investasi? Bahlil menceritakan ketika dia awal masuk BKPM pada tahun 2019 sempat tidak percaya dengan target investasinya sebesar 795 Triliun yang berhasil direalisasikan 800 Triliun lebih.
Pada 2020 saat Covid-19, target investasinya yaitu 800 Triliun dan berhasil direalisasikan di angkat 825 Triliun. Pada 2021, presiden meminta agar investasi naik di angka 900 Triliun dan berhasil direalisasikan sebanyak 901 Triliun. Pada 2023, pemerintah menargetkan 1.400 Triliun dan itu tercapai 1.500 Triliun. Artinya, pertumbuhan investasi tersebut tumbuh di atas 2% dari yang ditargetkan.
Dalam forum ini pula, Bahlil membeberkan data terkini bahwasanya sejak Indonesia merdeka kuartal ketiga, investasi di luar pulau Jawa mencapai 52% dari pulau Jawa yang mencapai 48%.
Beliau menekankan bahwa investasi tidak boleh Jawasentris dan untuk menunjukkan investasi yang berkualitas, maka itu harus dibagi. Maka kemudian diubah pola investasinya, sejak 2020 kuartal ketiga sampai dengan sekarang, investasi di luar pulau Jawa sudah lebih besar dan mencapai 52% dari pulau Jawa di angka 48%.
Investasi yang masuk di Indonesia banyak dari Singapura, Tiongkok dan negara-negara lainnya. Khusus Singapura tidak semuanya uang dari Negeri Singa, tetapi sebagian besar uang orang Indonesia yang ditaruh di sana.
Rektor Unesa Cak Hasan memberika Piagam kepada Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia, S.E
Foreign Direct Investment (FDI) atau investasi asing yang paling besar di dunia adalah Benua Amerika dan yang kedua adalah Asia Tenggara. Di Asia Tenggara, Singapura yang mendapat angka tertinggi dan yang kedua adalah Indonesia. “Singapura dari sektor keuangan, sementara Indonesia dari sektor manufaktur,” bebernya.
Terkait dengan itu, arah kebijakan negara ke depan yaitu investasi yang inklusif yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas untuk memberikan nilai tambah lewat instrumen hilirisasi. Indonesia akan fokus mengelola sumber daya alam lewat penciptaan nilai tambah secara masif. Itu tidak bisa ditawar dan harus dilakukan secara terus-menerus.
Dia memberi contoh program hilirisasi di sektor nikel yang dulu nilai ekspornya hanya sekitar 3,3 Miliar USD. Pada 2022, ekspor mencapai 33,8 Miliar USD. Itu baru satu komoditas. Artinya, hilirisasi merupakan salah satu cara untuk melakukan penetrasi mengurangi defisit neraca perdagangan dengan negara lain.
Indonesia ke depan mendorong pembangunan baterai mobil yang 40 persen dari komponen mobil. Bahan baku baterai mobil yaitu nikel, mangan, kobalt dan litium yang tiga di antaranya ada di Indonesia. Hanya litium yang tidak dimiliki Indonesia.
Nikel terbesar di dunia dengan 25% total cadangannya ada di Indonesia. Pihaknya beberapa waktu lalu mulai membangun investasinya dari hulu ke hilir atau dari mining, smelter, prekursor, katoda sampai dengan baterai sel. Baterai sel akan mulai diproduksi pada Februari di Tangerang, Jawa Barat. Ini akan menjadi pabrik baterai mobil pertama di Asia Tenggara.
“Itu 10 giga. Jadi yang masuk adalah investasi dari LG sekitar 9,8 Miliar USD atau Rp142 Triliun dan CATL (Contemporary Amperex Technology Co) dengan investasi sekitar Rp90 Triliun. Keduanya merupakan pemain baterai terbesar di dunia,” bebernya.
Selain itu, untuk tembaga, pemerintah memerintahkan Freeport untuk menyetor ekspor konsentrat dan harus membangun smelter untuk memisahkan emas dan tembaga. Smelternya sudah dibangun senilai 3 Miliar USD di Gresik dan hampir selesai. Dari 3 Juta konsentratnya mampu menghasilkan 60 ton emas per tahun.
Dengan hilirisasi itu belum selesai dan belum berdampak secara utuh untuk kesejahteraan masyarakat lokal. Sebab, kebijakan masih berpusat di Jakarta atau pemerintah pusat. Perusahaan daerah belum sebagai bagian terpenting dari mengelola investasi untuk hilirisasi. Ke depan, investasi yang masuk harus menggandeng pengusaha daerah.
Sebagai informasi, Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia (FRI) dihadiri sekitar 800 rektor atau pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia. Forum yang tahun ini diselenggarakan di UNESA dibuka oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan dihadiri jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju. []
***
Reporter: Rafa Afifa/Sindy Riska/Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: