
Ilustrasi makanan atau cemilan khas lebaran (foto: congerdesign/pixabay.com)
Unesa.ac.id., SURABAYA—Setelah sebulan penuh menahan lapar dan dahaga, lebaran menjadi momen yang dinanti dengan penuh suka cita. Suasana hangat bersama keluarga, aroma makanan khas yang menggoda menjadi momen yang melekat dan mewarnai suasana lebaran.
Kendati sudah lepas bulan puasa dan berbagai makanan banyak tersaji, tetap saja pola makan harus tetap diperhatikan agar tetap sehat. Pokoknya, jangan sampai kalap atau istilahnya ‘makan balas dendam.
Dosen gizi Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK)Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Aulia Putri Srie Wardani menyarankan agar tetap memperhatikan pola makan, sebab bisa membahayakan kesehatan, terlebih bagi penderita penyakit tertentu.
Lulusan University of Szeged, Hungaria itu menyarankan agar mengontrol atau mengurangi beberapa jenis makanan yang banyak dijumpai saat lebaran. Sebab, bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan, seperti gangguan pencernaan, diabetes, hipertensi, hingga stroke.
Berbagai kategori makanan yang sebaiknya dikurangi atau dihindari (bagi penderita penyakit tertentu) saat lebaran sebagai berikut:
Makanan Berlemak Tinggi
Banyak makanan yang berlemak tinggi yang dihidangkan saat lebaran, sebut saja seperti opor ayam yang menjadi menu sejuta umat. Ada gulai dan kari, juga sambal goreng, dan lain-lain.
Makanan tersebut mengandung lemak yang sebaiknya dikonsumsi tidak berlebihan. Sebab, jika dikonsumsi terlalu banyak, bisa menimbulkan berbagai risiko kesehatan, apalagi bagi penderita kolesterol tinggi.
Makanan-Minuman Tinggi Gula
Kue kering, kue basah, hingga minuman segar juga banyak disuguhkan saat lebaran. Pada umumnya, berbagai jenis kue dan minuman menggunakan banyak gula dan memiliki kandungan garam tinggi, karena itu sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu banyak untuk alasan kesehatan.
“Kue kering seperti nastar, putri salju dan kastengel itu cenderung menggunakan mentega dan margarin yang tinggi lemak trans, yang tentunya berbahaya bagi kesehatan,” ucap perempuan kelahiran Sleman itu.
Makanan atau Cemilan Tinggi Garam
Makanan dan cemilan yang mengandung garam tinggi juga sebaiknya dikurangi, seperti acar kuning, kacang asin, kerupuk hingga mie instan. Olahan makanan bumbu instan pada umumnya mengandung garam yang tinggi.
Mengonsumsi makanan bergaram tinggi apalagi dalam jumlah yang banyak bisa menimbulkan risiko kesehatan mulai dari hipertensi, gangguan kardiovaskular, sampai retensi cairan dan bengkak.
Rekomendasi untuk Asupan Seimbang
Selain yang dijelaskan di atas, Aulia Putri menyarankan juga agar tetap memenuhi kebutuhan asupan gizi seimbang, termasuk minum air putih atau mineral yang cukup, konsumsi buah dan sayur. Selain itu, jangan lupa berolahraga.
“Kebutuhan nutrisi setiap orang kan bisa berbeda dan pantangan makanan atau minuman pun bisa berbeda juga sesuai dengan kondisi tubuhnya. Karena itu bisa disesuaikan dengan kondisi atau riwayat kesehatan masing-masing,” tandasnya.[]
***
Reporter: Fatimah Najmus Shofa (FBS)
Editor: @zam*
Foto: congerdesign/pixabay.com
Share It On: