www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Ada pemandangan dan suasana yang berbeda pada Tes Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sesi ke-5 di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) kemarin (Kamis, 19 Mei 2022). Selain peserta disabilitas yang datang penuh semangat dan harapan, juga terdapat belasan mahasiswa yang tampak ramah mendampingi dan menuntun peserta hingga di depan ruang ujian.
Pagi buta, belasan pendamping sudah stand by sebelum peserta tiba di lokasi ujian. Ketika satu persatu peserta disabilitas tiba di depan Rektorat, pendamping langsung menyambut dengan ramah. Mereka memperkenalkan diri kepada peserta dan meminta izin untuk menuntunnya hingga di depan ruang tes.
“Kami perkenalkan diri dulu, peserta juga biasanya memperkenalkan diri. Lalu kami minta izin untuk menuntun. Selamat pagi, perkenalkan nama saya Anggi dari UNESA. Adik namanya siapa? Saya minta izin nggeh mengantarkan atau membantu adik ke tempat ujian. Tasnya bisa kami bantu bawakan atau bagaimana? Lebih nyaman dituntun seperti apa,” jelas Nur Fitri Anggraini, salah satu pendamping.
Perempuan yang akrab dipanggil Anggi itu merupakan mahasiswa Pendidikan Luar Biasa (PLB) UNESA. Selain dia, juga ada sembilan mahasiswa PLB lainnya yang juga menjadi pendamping. Kemudian beberapa lagi dari Satuan Mitigasi Crisis Center (SMCC). Totalnya ada sekitar 15 pendamping plus panitia khusus.
www.unesa.ac.id
Sebelum mendampingi peserta disabilitas di UTBK, para pendamping mendapat briefing terlebih dahulu. Tujuannya agar layanan yang diberikan baik dalam komunikasi dan maupun bantuan bisa optimal dan benar-benar memudahkan peserta.
Menjadi pendamping, kata Anggi atas dasar kerelaan. Artinya setelah mendapat informasi kebutuhan pendamping, mahasiswa langsung mengajukan diri ke Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) UNESA. “Selain saya dari PLB, juga karena panggilan hati,” tukasnya.
Berinteraksi dengan teman-teman disabilitas memberikan suasana hati yang berbeda bagi Anggi. Dia lebih semangat dan lebih mensyukuri hidup yang sementara ini. Menurutnya, teman-teman disabilitas itu tampak semangat menjalani hidup. Banyak yang ahli dalam bidang-bidang tertentu. Seperti musik misalnya. Kemampuan mereka luar biasa bahkan bisa melebihi orang-orang non-disabilitas.
www.unesa.ac.id
“Saya sendiri lebih ke sana melihatnya. Mereka kok bisa ya semangat dan plong jalani hidup. Bisa semangat belajar dan berkarya. Kenapa saya yang non-disabilitas tidak bisa semangat seperti mereka, belajar keras dan ikhlas seperti mereka. Belajar dari mereka, saya merasa jadi gak gampang mengeluh,” terangnya.
Hal yang sama juga disampaikan Wahyu Eka Safitri, mahasiswa lainnya yang juga menjadi pendamping. Dia mengaku senang bisa membantu peserta disabilitas. Terlebih dalam tes UTBK. Ada banyak pelajaran yang bisa didapatkan dari peserta disabilitas dan itu tidak didapatkan dari peserta lain. “Semangat mereka ikut ujian, semangat mereka tiba lebih awal di lokasi ujian demi mimpi mereka itu memberikan semangat juga buat saya,” katanya. Wahyu berharap, peserta disabilitas mendapatkan hasil tes yang bagus dan bisa kuliah di kampus impian.
“Terima kasih kepada semua panitia dan pendamping yang sudah bantu menuntun dari depan gedung ke ruangan untuk ujian dan dari ruang tes kembali ke depan gedung setelah selesai ujian. Sekali lagi terima kasih,” ucap Sukma Anugrah, peserta disabilitas asal Nganjuk. Sebagai informasi, sebanyak 15 peserta disabilitas yang mengikuti UTBK di UNESA. Ada 6 peserta penyandang tunanetra dan 9 peserta tunadaksa. 11 di antaranya mengikuti tes pada sesi ke-5 atau sesi pagi pada Kamis, 19 Mei 2022. [Humas UNESA]
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam*
Share It On: