Ketua panitia Edukasi Gizi menekankan pentingnya kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas kesehatan mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Asupan gizi seimbang menentukan kualitas kesehatan seseorang. Untuk itulah, edukasi tentang gizi perlu digencarkan seperti yang dilakukan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
FIKK menggelar edukasi gizi dalam rangka Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-41 tahun 2024 di Auditorium FIKK, Kampus 2 Lidah Wetan, pada Sabtu, 21 September 2024. Kegiatan ini bertema “Optimal Diet to Optimize Physical and Mental Health."
Sederet pakar gizi hadir sebagai narasumber; dr. Bella Saphira Evani dari Health Educator Sobat Diabet PT Nutrifood Indonesia; Priscillia Zefanya Pandjaitan, S.Gz dari Brand Development PT Lautan Natural Krimerindo; dan Chef Linda Wati Turnip, Chef Manager PT Lautan Natural Krimerindo.
Ketua pelaksana rangkaian Haornas ke-41 FIKK, Indra Himawan Susanto menuturkan bahwa kegiatan ini sangat penting, mengingat tingginya angka penderita diabetes beberapa tahun terakhir di Indonesia.
Jika dulu kebanyakan hanya lansia yang terserang diabetes, sekarang anak-anak dan remaja pun juga banyak yang mengidap diabetes. Bahkan olahragawan pun juga dapat terjangkit diabetes, karena kalangan atlet juga termasuk dalam kategori yang rawan.
Ia menambahkan bahwa diabetes yang mulai menyerang seluruh kalangan tanpa pandang bulu, baik tua maupun muda, baik atlet maupun yang bukan atlet disebabkan oleh pola makan dan pola hidup yang tidak optimal.
"Dari kegiatan ini, mahasiswa FIKK nantinya diharapkan dapat lebih peduli terhadap pola makan dan pola hidup yang optimal. Selain itu mahasiswa diharapkan mampu menciptakan makanan yang sehat dan bergizi untuk semua kalangan dari anak-anak hingga lansia," ucapnya.
Angkat Diabetes dan Pencegahan
Sesi materi yang menekankan angka pengidap diabetes di Indonesia yang salah satunya karena faktor pola hidup dan pola makan.
Pemaparan tentang gejala dan penanganan diabetes oleh Bella Saphira mengungkap bahwa, diabetes memicu berbagai penyakit serius seperti kebutaan, penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Diabetes, merupakan kondisi di mana kadar gula darah terlalu tinggi. Hal ini bisa disebabkan dua faktor; kurangnya produksi insulin atau insulin yang diproduksi tidak bekerja dengan baik, yang dikenal sebagai resistensi insulin.
Berdasarkan data WHO tahun 2015, terangnya, 1 dari 10 orang menderita diabetes, dan diperkirakan pada tahun 2040 jumlahnya akan meningkat menjadi 2 dari 10 orang.
Sedangkan menurut data International Diabetes Federation tahun 2021, Indonesia berada di peringkat ke-5 dengan jumlah penderita diabetes terbanyak, dan diprediksi akan tetap di peringkat tersebut hingga tahun 2045.
Di Indonesia, paparnya, sekitar 20 juta orang menderita diabetes. Namun 86% dari mereka tidak menyadari bahwa mereka memiliki penyakit ini. Dari yang terdiagnosis, 70% tidak terkontrol. Selain itu, 25% kasus diabetes menyerang orang di bawah usia 45 tahun.
Faktor risiko utama diabetes meliputi usia, obesitas, gaya hidup tidak aktif, dan riwayat keluarga. Untuk wanita yang pernah mengalami diabetes selama kehamilan atau melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg juga berisiko terkena diabetes.
Gejala klasik diabetes, jelas Bella Saphira, meliputi sering buang air kecil, sering haus, dan sering lapar, namun berat badan justru menurun tanpa alasan yang jelas. Pencegahan diabetes mencakup pemeriksaan rutin, menjaga pola makan, dan berolahraga minimal 150 menit per minggu, dengan latihan aerobik dan beban yang teratur.
“Kendalikan gula darah dengan pola makan sehat dan aktivitas fisik rutin untuk mencegah diabetes," tegasnya.
Peserta dari kalangan mahasiswa dan dosen yang hadir juga diajarkan cara membuat menu makanan sehat sarat gizi dari bahan-bahan yang mudah didapat.
Pentingnya Pola Makan
Priscillia Zefanya memaparkan lebih dalam tentang makanan bergizi sebagai kunci menjaga kesehatan tubuh, terutama bagi mereka yang aktif secara fisik.
Ia mengatakan bahwa konsumsi makanan yang seimbang seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, serta protein sangat penting untuk mendukung fungsi tubuh dan meningkatkan energi.
Pola makan sehat juga perlu disertai dengan asupan cairan yang cukup, terutama air putih. Konsumsi makanan seperti karbohidrat, protein, sayuran, dan buah-buahan harus diprioritaskan, sementara gula, garam, dan lemak dikonsumsi dalam jumlah terbatas.
Penting untuk diingat, tambah Zefanya, setengah dari piring makan harus diisi dengan sayuran dan buah-buahan, sementara setengah lainnya berisi protein dan karbohidrat. Tidak perlu memilih bahan mahal, sayuran dan buah lokal pun bisa menjadi pilihan yang baik untuk memenuhi kebutuhan gizi.
"Pola makan sehat dan seimbang adalah dasar kesehatan dan kebugaran tubuh," ucapnya.
Selain pemaparan tentang resiko diabetes dan pola makan optimal, pada kegiatan ini mahasiswa juga berkesempatan cek kadar gula darah, yang hadir juga diajak untuk menyaksikan secara langsung proses pembuatan menu bergizi seimbang yang didemokan Chef Linda Wati Turnip. Olahan makanan yang dibuat adalah wrapped chicken salad, dan untuk minumannya adalah creamy juice buah naga. (*)
***
Reporter: Saputra (FBS)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: