www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) berkaitan dengan kondisi gangguan pernapasan akibat polusi udara. Menurut data, indeks standar pencemaran udara atau ISPU di berbagai kota besar seperti Jakarta misalnya secara fluktuatif mencapai angka tertinggi pada kategori tidak sehat.
Polusi udara tidak bisa dianggap remeh. Sebab, sangat berdampak pada kesehatan manusia. Bahayanya bersifat karsinogenik yang mana kebanyakan unsur kimia di dalamnya terdapat timbal dan benzena. Hal itu diungkapkan dr. Rahmantio Adi, Sp.PD, dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Dia menjelaskan, timbal dan benzena dapat mengganggu peredaran oksigen dalam darah yang bersumber dari hasil pembakaran mesin kendaraan. Polusi udara lain seperti asap rokok salah satunya, juga mengandung karbon monoksida yang mengakibatkan timbulnya gejala penyakit pernapasan salah satunya ISPA.
“ISPA ini memperberat kesehatan paru, mirip seperti asam lambung ditambah lagi jika orang tersebut menderita ISPA jelas gejalanya pasti makin berat,” ungkapnya.
Asap yang masuk di sistem pernapasan ini akan mengganggu bahkan melemahkan pertahanan tubuh, sehingga rentan terkena ISPA. Bagi orang yang telah terkena ISPA sebelumnya, tentu bisa memperberat gejala yang sudah ada ketika terkena polusi udara.
Beberapa gejala awal yang sering ditemukan biasanya gejala-gejala umum seperti batuk, demam, nyeri kepala, hidung tersumbat, nyeri tenggorokan ataupun tulang hidung, bahkan wajah terasa nyeri. Pada beberapa kasus juga ditemukan kondisi lebih kompleks seperti kesulitan untuk bernafas.
Dokter spesialis penyakit dalam itu memberikan beberapa kiat pencegahan agar tidak terkena ISPA.
Pertama, usahakan menggunakan masker saat berada di luar ruangan dan menghindari area asap rokok. Polusi udara seperti paparan asap rokok dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan, seperti asma dan bronkitis.
Kedua, meminimalisir sentuhan tangan pada wajah terutama pada wajah setelah menyentuh objek lain. Tangan adalah bagian tubuh yang paling sering terpapar oleh kuman dan bakteri dari lingkungan sekitar.
“Dengan menyentuh wajah, kita dapat dengan mudah memindahkan kuman tersebut ke hidung atau mulut yang merupakan pintu masuk utama bagi infeksi penyakit. Pastikan tangan bersih sebelum menyentuh area wajah dengan mencuci tangan atau memakai hand sanitizer,” bebernya.
Kemudian, yang tak kalah penting juga menjaga pola hidup sehat seperti berolahraga, konsumsi makanan gizi seimbang, dan istirahat yang cukup. Dia menyarankan untuk konsumsi vitamin untuk menjaga kekebalan tubuh agar tidak rawan terkena penyakit.
Dokter Tio (sapaan akrabnya) juga menjelaskan soal penanganan gejala ISPA. Ketika muncul gejala ISPA, bisa langsung mengkonsumsi obat sesuai gejala yang timbul seperti obat batuk, pereda demam dan nyeri, atau bahkan obat untuk peradangan atau bengkak pada seluruh nafas.
Konsumsi air putih juga penting guna menjaga tubuh agar tetap terhidrasi. Dia juga menyarankan, jika muncul gejala batuk bisa minum lemon hangat atau madu untuk meredakan dahak.
Posisi tidur juga dapat diatur dengan menempatkan posisi kepala lebih tinggi dari badan agar melancarkan pernapasan.
“Kalau sudah melakukan pengobatan awal tapi tidak kunjung membaik selama 2-3 hari segera ke dokter baik luring ataupun daring agar mendapatkan rekomendasi pengobatan lebih lanjut,” tutupnya. [*]
***
Reporter: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Ilustrasi: EVG Kowalievska (Pexels)
Share It On: