SURABAYA - Unesa yang terkenal dengan visinya "Unggul Dalam Kependidikan dan Kukuh Dalam Keilmuan (Excelent In Education Strong In Science) merupakan institusi pendidikan berkarakter Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang sejak 17 tahun silam mengonversi diri menjadi universitas. Tak hanya kultur akademik yang perlu dibangun, namun bersinergi dalam hal kerja sama untuk meningkatkan daya saing juga penting. Pernyataan tersebut dikemukakan Prof. Dr. Djodjok Soepardjo, M. Litt, Pembantu Rektor IV Unesa. Ia memaparkan, Unesa tahun ini telah menjalin sebanyak 54 kerja sama baik dengan instansi dalam negeri maupun luar negeri. Namun, Djojok tidak ingin semua kerja sama tersebut hanya berhenti di MoU, tetapi harus mampu direalisasikan dengan baik. Karena itu, ia berharap seluruh pembantu rector bersinergi untuk dapat merealisasikan kerja sama tersebut sehingga tidak hanya sekadar MoU saja. "Kami dapat membantu tercapainya visi pak rektor untuk menciptakan Unesa yang unggul dan bermartabat dalam pendidikan dan keilmuan melalui implementasi kerja sama tersebut," papar Djodjok. Menurut Djodjok, kerja sama yang dilakukan Unesa bertujuan meningkatkan pembinaan mahasiswa yang komprehensif dalam rangka menghadapi daya saing yang semakin kompetitif. Kerja sama dijalin dengan partner yang dirasa mutual dan benefit dengan hasil saling menguntungkan antara kedua pihak. Djojok menyebut, tahun 2016 adalah tahun kerja sama Unesa. Pada tanggal 28-30 Januari 2015 kemarin, Unesa kedatangan 7 orang peneliti dari Nagoya University untuk meneliti tentang asset peninggalan sejarah budaya kuno. Djodjok mengatakan, umur bukanlah suatu indikator kedewasaan suatu lembaga. Banyak sekali yang perlu dibenahi di Unesa. Djojok menyebut, -budaya kerja di Unesa perlu ditingkatkan lagi. Ia juga menghimbau kepada para dosen agar memaksimalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan mengajar, meneliti dan pengabdian masyarakat. Djojok tak menampik bahwa potensi yang dimiliki insane Unesa sangat berkualitas dan teruji. Hanyasaja, potensi itu baru tergali seujung kuku belum sekujur tubuh. Banyak fakultas yang memiliki prodi yang bisabersaing di dunia luar. Ia mencontohkan Prodi BahasaJepang diUnesa unggul dalam sisi pengajar yang memiliki dosen hampir 70% bergelar doktor. "Ini jarang sekali terja jika didibandingkan dengan prodi bahasa Jepang lain di PerguruanTinggi se-Indonesia," terangnya. Ke depan, Djodjok berharap ada perkembangan yang signifikan di Unesa dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin pesat, baik di bidang teknologi, akademik, dan manajemennya. Sehingga muncullah Unesa yang lebih maju, Unesa yang bersinergi dan berdayasaing. (khusnul/arm)