www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA – Prof. Dr. Haris Supratno mengajak para sivitas akademika UNESA untuk tidak termasuk golongan orang-orang yang lalai dan celaka dalam menjalankan sholat. Hal itu disampaikannya saat menjadi khotib sholat Jum’at di masjid Al-Hikmah Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) pada Jum’at, 24 Februari 2023.
Di hadapan para jamaah, Guru Besar yang juga Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) itu menyitir kandungan yang ada di dalam Surah Al-Ma’un. Dalam surah yang terdiri dari 7 ayat tersebut, dijelaskan tentang orang-orang yang mendustakan agama (Islam).
Mereka mengaku sebagai orang muslim tetapi sering meninggalkan aturan-aturan agama Islam. Walaupun secara lahiriyah mereka sudah terlihat rajin beribadah hingga rukun Islam yang kelima (haji) tetapi dalam kehidupan sehari-hari mereka sombong, kikir, pelit ketika diminta bantuan untuk menolong sesama muslim dan untuk sedekah kepada fakir miskin.
“Jangan sampai kita tergolong orang-orang lalai dalam mengerjakan sholat, dan ketika sudah sholat pun jangan sampai kita termasuk golongan orang-orang yang celaka dan pendusta agama,” terangnya.
Lebih lanjut, Prof. Haris menjelaskan mengenai lima ciri orang yang mendustakan agama. Pertama, mereka suka menghardik anak yatim. “Jika ada orang yang mengaku beragama Islam, tetapi suka menghardik anak yatim, berarti ia sengaja mendustakan agama,” terangnya.
Kedua, orang yang tidak mengajurkan memberi makan kepada orang-orang miskin. Ketiga, orang yang lalai dalam shalatnya. Shalat merupakan rukun Islam yang wajib dikerjakan oleh umat muslim. Seringkali karena kesibukan, kita melalaikan Shalat sebagai salah satu perintah Allah SWT. “Orang yang lalai seperti ini, mereka tergolong orang yang celaka,” tandasnya.
Keempat, orang yang salatnya riya. Riya artinya ingin dipuji. “Orang yang melakukan salat karena ingin mendapat pujian dan sanjungan maka pahala salatnya menjadi fasad (rusak,)” paparnya. Dan, kelima orang yang enggan memberi bantuan dengan barang-barang yang berguna.
Di akhir khutbah, guru besar kelahiran Salatiga 28 Agustus 1955 itu mengajak kepada semua jamaah untuk senantiasa berupaya dan berdoa agar terhindar dari golongan orang-orang yang lalai dan pendusta agama. “Semoga kita semua diselamatkan oleh Allah Swt fiddunya wal akhirah,” pungkasnya. (sir)
Share It On: