www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id-Surabaya, Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) melalui Pusat Inkubator Bisnis Teknologi, Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menggelar Virtual Workshop membuat proyek rancangan bisnis produk komersil dengan tema memahami pandemi covid-19 dalam rangka hilirisasi menuju komersialisasi hasil penelitian Sivitas Akademika secara daring pada Sabtu (07/11).
Workshop tersebut menghadirkan dua narasumber. Mereka adalah Prof. Dr. Nurul Taufiqu Rochman M. Eng., selaku Pakar Nanoteknologi, Kepala Pusat Inovasi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si., Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair)
Virtual Wokshop kali ini merupakan salah satu upaya dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) sebagai salah satu perguruan tinggi dengan status Badan Layanan Umum (BLU), turut menyongsong menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukun (PTNBH) dengan secara bersama-sama memahami kondisi pandemi covid-19 dan mewujudkan gagasan produk hasil penelitian yang siap dikomersilkan.
Sebagai salah satu ahli nanoteknologi di Indonesia, Prof. Nurul Taufiqu Rochman memberikan pemaparan mengenai Strategi Komersialisasi Hasil Litbang Nanoteknologi dengan Studi Kasus Grup Nano LIPI dan peranan nanoteknologi, khususnya nanobubble dalam menangani masalah pencemaran dan bau pada Kali Item.
Di samping itu juga, Prof. Nurul Taufiqu Rochman secara teoritis menjelaskan mengenai fenomena bau, penyebab timbulnya, dan cara untuk mengatasinya. Salah satunya dengan teknologi nanobubble ini.
Cara kerja dari teknologi ini adalah dengan memapar kali dengan gas ozon berbentuk gelembung berukuran nano. Gelembung ozon berukuran nano/ultrafine tersebut, menurut Prof. Nurul Taufiqu Rochman dapat mengurai limbah di air beserta warna hitamnya dan kemudian bisa membuat bau tak sedap di Kali Item hilang.
Pada kesempatan yang sama, Prof. Suwarno, menjelaskan materi tentang Aktivitas Sivitas Akademika Selama Masa Pandemi Covid-19. Ia mengatakan bahwa virus korona jenis baru atau Novel Corona Virus (2019-ncov) yang sekarang sedang berkembang, bukan sebuah hal baru. Virus ini merupakan hasil dari mutasi, serupa dengan Korona yang menjadi penyebab SARS-Cov dan MERS-Cov.
“Virus korona sudah ditemukan sejak lama, baik pada manusia maupun hewan. Sebagai contoh, unggas, kalkun, babi, tikus, kucing, dan anjing yang masing-masing ada sendiri. Begitu juga manusia. Sementara ini, terdapat tujuh jenis virus Korona yang ditemukan sejak tahun 1960 hingga tahun 2019 kemarin dengan nama Novel Corona Virus,” urai Suwarno.
Virus corona terbagi menjadi empat jenis genus, yakni alpha coronavirus, beta corona virus, gamma coronavirus, serta delta coronavirus. Namun, virus corona yang seringkali menyerang manusia hanya berasal dari genus alpha dan genus beta (paling berbahaya). Sementara virus corona yang menyerang hewan adalah genus delta serta genus gamma.
Selain itu, ia mengatakan bahwa Virus korona mempunyai sejumlah karakteristik. Yakni, bersifat Single-stranded RNA sehingga mudah untuk mengalami mutasi. Selanjutnya, terdapat empat macam protein yang berperan penting di dalamnya, antara lain protein spike, protein matrix, protein envelope, dan nucleoprotein.
Sementara itu, Prof. Dr. Lilik Taufikurohmah, M.Si selaku Moderator pada kegiatan kali ini, menuturkan bahwa kegiatan ini berjalan dengan lancar, bahkan di luar ekspektasi. Ia mengatakan bahwa virtual workshop kali ini diikuti oleh 55 peserta dari Sivitas Akademika Unesa.
Virtual Workshop hari ini berakhir pukul 12.00, ditutup oleh ketua LPPM Unesa, Prof. Dr. Darni, M.Hum. Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa workshop secara daring ini merupakan wujud kepedulian LPPM Unesa terhadap pandemi Covid-19. Ia berharap dengan adanya workshop ini makan dapat membantu civitas akademika dalam melakukan penelitian. (wulida/sir)
Share It On: