www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Dalam rangka memperingati Nuzulul Qur’an, Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan Tausiah Gema Ramadhan dengan menghadirkan K.H. Anwar Zahid, Kiai dan Pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah, Bojonegoro pada Selasa, 19 April 2022 di Auditorium Lantai 11 Gedung Rektorat, Kampus Lidah Wetan, Surabaya.
Berkaitan dengan Nuzulul Qur’an, Anwar Zahid menyampaikan bahwa kata sejarah berasal dari kata syajara atau syajaratun yang berarti pohon. Dalam perjalanan hidupnya, pohon selalu melewati tiga tahap. Tumbuh, puncak dan tumbang. Dalam fase kehidupan ada perintis, penerus dan pewaris. Dalam bahasa sejarah, lanjutnya, ada masa lalu, masa kini dan masa depan. Masing-masing ada wakilnya, masa lalu diwakili generasi tua. Masa kini generasi dewasa dan masa depan diwakili generasi muda.
“Orang tua itu siapa? Manusia masa lalu yang masih tersisa masa kini yang tidak banyak harapan di masa depan. Orang dewasa adalah manusia masa kini yang sudah mulai lupa idealisme masa lalu, tetapi tumpul masa depan. Generasi muda adalah manusia masa depan yang hadir masa kini tetapi belum punya beban dan pengalaman di masa lalu. Generasi ini beda karakternya. Orang tua suka bernostalgia, yang dewasa sibuk dengan realitas dan yang muda akrab dengan idealitas dan cita-cita,” ujarnya.
Pada kesempatan itu dia berharap, mahasiswa menjadi anak-anak muda harapan bangsa. Mahasiswa UNESA setidaknya harus memiliki tiga sifat sebagai bung. 1) Tegak dan runcing. Artinya, pemuda dan pemudi harus diarahkan idealismenya dan jiwa kritisnya. Sehingga kakinya menginjak bumi, cita-citanya melangit. 2) selalu ingin melampui siapapun. Karena itu pemuda harus dinamis dan kreatif. 3) ekslusif yang protektif. Artinya, tidak sombong dan tidak angkuh. Mampu memahami kekuatan diri sekaligus mampu membentengi dirinya.
UNESA harus mencetak dan mengarahkan pemuda menjadi generasi pelopor bukan pengekor, perintis bukan pewaris, pengais bukan pengemis, yang penggerak bukan penggertak, yang punya karakter bukan yang karatan, yang luar biasa bukan yang biasa di luar, yang terpelajar bukan yang kurang ajar, dan yang beradab bukan yang biadab. “UNESA harus mencetak dan mengarahkan mahasiswa agar memiliki sifat bung tersebut. Insha Allah Indonesia menjadi negara yang maju dan makmur. Anak-anak muda dan mahasiswa kalau mau sukses, datangi tokoh-tokoh tua timba ilmu dan pengalaman dari mereka,” paparnya.
Ramadhan dan Nuzululqur’an, harus menjadi momentum untuk membangun dan memperkuat diri, rohani maupun jasmani. Agar Al-qur’an menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, tentu wahyu tersebut harus dibaca, dihayati dan diimplementasikan. “Kebanyakan kita selama ini belum membaca Al-qur’an, tetapi baru membunyikan al-qur’an. Membunyikan itu hanya memindah dari tulisan ke ucapan. Sementara membaca memindah dari tulisan ke ucapan disertai pemahaman. Kalau membunyikan bisa dapat pahala, tapi belum tentu dapat hidayah,” paparnya.
Al-alaq, surat yang pertama kali turun, lanjutnya, perintahnya tidak hanya untuk membaca atau ajakan dimensi intelektual saja, tetapi juga dibarengi dengan bismirabbika atau dimensi spiritual dengan mengenal Tuhan beserta segala ciptaan-Nya. “Yang dibaca, dipahami dan dihayati tidak hanya ayat-ayat kauliyah berupa Al-qur’an dan Sunnah Rasul, tetapi juga ayat-aya kauniyah berupa segala penciptaan-Nya. Bulan suci dan berkah ini, semoga semakin mengantarkan kita semua menuju ke derajat takwa, sholeh dan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara,” harapnya.
Acara Gema Ramadhan untuk Peningkatan Spiritualitas dan Humanitas merupakan rangkaian dari Dies Natalis UNESA ke-58 yang dihadiri jajaran senat, rektor, wakil rektor, dekan, direktur, wakil dekan dan wakil direktur, kepala lembaga, unit dan perwakilan mahasiswa selingkung UNESA. Prof. Dr. M Turhan Yani Ketua Panitia menyampaikan, kegiatan tersebut dimulai dari khotmil Qur’an, santunan anak yatim, berbagi takjil selama bulan ramadhan ke masyarakat dan civitas akademika serta para mahasiswa. Kegiatan tersebut diadakan untuk Ikut ambil bagian dalam keberkahan bulan Ramadhan. [Humas UNESA]
Penulis: Muhammad Haikal
Editor: @zam*
Share It On: