Unesa.ac.id, SURABAYA-Komisi Nasional Pendidikan Jawa Timur (Komnasdik Jatim) bersama UNESA menyelenggarakan webinar nasional dengan tema ‘Milenial Sehat tanpa Narkoba Menuju Indonesia Emas” pada Rabu, 25 Agustus 2021. Acara tersebut merupakan bagian dari peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Acara tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T., Kepala BNN Jatim Brigjen Pol Drs. Mohamad Aris P.,M.H., Kakanwil Kemenag Jatim Dr. Nurul Huda, M.Pd., Rektor UNESA Prof. Dr. H. Nurhasan, M.Kes dan Kunjung Wahyudi, S.T., M.Si., Ketua Komnasdik Jatim.
Selain itu juga dihadiri Prof. Dr. Suryanti, M.Pd Dosen UNESA, Muhammad Reza, S.Psi, M.Si, Dosen PG PAUD UNESA, Eki Susanto, Founder dan CEO ASA, dan M. Jhohan Awalludin selaku Founder Simak.Id.
Pada kesempatan itu, Prof. Dr. Suryanti, M.Pd memaparkan tentang ‘Inspirasi Integrasi Pencegahan Narkoba dan Kurikulum Sekolah Dasar’. Ia mengatakan bahwa penyalahgunaan narkoba terbesar adalah para pekerja sejumlah 77% dari total penyalahgunaan narkoba.
Dijelaskan juga bahwa dalam pencegahan narkoba tidak harus menggunakan pendekatan berbasis integrasi dan komprehensif. Denga kata lain, pemerintah harus menggandeng banyak pihak dan lembaga untuk memerangi atau meminimalisir peredaran narkoba di tengah masyarakat, termasuk lembaga pendidikan mulai dari jenjang dasar hingga tinggi yang memegang peran vital.
Muhammad Reza menambahka bahwa kurikulum merupakan elemen penting dalam pendidikan. Kurikulum harus dirancang agar memiliki sisi yang ampuh dalam menanamkan kesadaran antinarkoba kepada generasi bangsa sejak dini. Selain itu, keluarga dan lingkungan yang sehat dan baik amat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. “Dengan mengajarkan anak untuk rutin berolahraga agar tetap sehat, bugar serta positif maka anak akan terjauh dari narkoba,” ujarnya.
Kunjung Wahyudi pada kesempatan itu menyerukan pentingnya bagi semua pihak akan sadar bahaya narkoba. Eva menyebut dalam setahun ada 18 ribu orang yang meninggal disebabkan penyalahgunaan narkoba. “Angka ini mengkhawatirkan sehingga tidak berlebihan rasanya jika disebut negara ini dalam kondisi darurat narkoba,” tukasnya.
Menurutnya, pemerintah dan masyarakat harus bergandengan tangan dalam menanggulanginya, demikian juga dengan sekolah harus menjadi wadah efektif dalam memangkas peredaran narkoba dan menumbuhkan kesadaran anak sejak dini tentang bahaya narkoba dan obat-obatan terlarang.
Ia menambahkan, sejak di jenjang pendidikan anak usia dini, anak semestinya sudah diberitahu tentang bahaya narkoba dengan strategi dan pendekatan yang pas dengan umur mereka. Ia membeberkan bahwa pengedar selain menyasar orang dewasa, juga menyasar remaja dan anak. Selain itu, jika melihat jumlah penduduk dan faktor lainnya, Indonesia menjadi pasar potensial bagi perdagangan narkoba. “Modus operandi pengedaran narkoba juga terus berkembang dengan media yang makin beragam melalui internet, karena itu kita memang harus bergerak aktif,” ucapnya.
Sejalan dengan itu, Eki Susanto menceritakan kepada para peserta tentang bahaya penyalahgunaan narkoba. Eki juga berpesan agar menjauhi narkoba, karena menurutnya itu adalah 'one way ticket' menuju kerusakan tubuh bahkan kematian. Di akhir sesi, M. Jhohan Awalludin mengatakan bahwa anak muda harus memperbanyak kegiatan-kegiatan positif agar tidak terjerumus ke dalam bahaya narkoba. “Semakin banyak mengikuti banyak kegiatan positif semakin bagus, bisa ikut organisasi dan komunitas agar mereka mampu mendapatkan banyak pengalaman serta mampu berguna bagi orang lain,” pesannya.
Dr. Ir. Wahid Wahyudi, M.T. berharap, pandemi Covid-19 ini dapat menjadi kesempatan para remaja untuk menempa diri dan fokus mengembangkan diri. “Karena lebih banyak waktu luang, diharapkan remaja dapat mengasah kemampuan dan melejitkannya menjadi Pelajar Pancasila,” ujarnya. (wulidah/zam)
Share It On: