www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar yudisium periode ke-103 tahun 2022 yang diikuti 170 mahasiswa program sarjana (S-1) secara daring pada Kamis, 31 Maret 2022.
Dekan FBS, Dr. Trisakti, M.Si menyampaikan bahwa yudisium tersebut merupakan tanda bahwa mahasiswa telah menyelesaikan kewajiban belajarnya di perguruan tinggi. Satu tahapan ini telah dilalui dengan berbagai kenangan dan juga perjuangan.
FBS turut bahagia atas pencapaian mahasiswanya itu. Meski pandemi, tetapi tetap berhasil menyelesaikan studi dengan baik. “Tampak wajah bahagia yang siap mengamalkan ilmu pengetahuan demi menyongsong masa depan, kesuksesan dan kehidupan baru di tengah masyarakat,” ucapnya.
Yudisium periode 103 itu ‘menghasilkan’ lulusan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi tingkat fakultas. Mereka adalah Putri Lailatul Khazanah dari S-1 Pendidikan Bahasa Mandarin dengan IPK 3,9, predikat pujian.
Kemudian Adi Purnomo dari S-1 Pendidikan Bahasa Mandarin dengan IPK 3,9, predikat pujian, dan Maggie Nur Hamidah dari S-1 Pendidikan Bahasa Mandarin dengan IPK 3,88, predikat pujian. Mereka mendapatkan piagam penghargaan dan uang tunai dari fakultas.
Sementara itu, lulusan terbaik sistem penilaian non-akademik (Sipena). Pertama, Meinita Istantiani dengan nilai TKM 4.005. Kedua, Riris Purbosari nilai TKM 3.860, dan ketiga diraih Dinda Ayu Hermawati dengan nilai TKM 2.715. Masing-masing mahasiswa juga mendapatkan piagam penghargaan dan uang tunai.
Perwakilan peserta, Putri Khazanah dari S-1 Pendidikan Bahasa Mandarin, menyampaikan sambutannya untuk para dosen, orangtua.
“Terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen atas ilmu, pengalaman, serta bimbingan yang telah diberikan. Kami mendoakan Bapak dan Ibu semuanya agar tetap sehat dan dilancarkan rezekinya. Terima kasih tak terhingga juga kepada para orang tua kami,” ucap Putri Khazanah, perwakilan peserta.
Ketua Senat Fakultas Bahasa dan Seni UNESA menyampaikan, lulusan FBS bukan lulusan biasa. Lulusannya merupakan para calon guru atau para calon pekerja yang tangguh, berkarakter dan bersaing. Dia percaya, lulusan FBS mampu menjadi pelopor perubahan di mana pun berada, baik di tempat kerja maupun di masyarakat.
Dia berpesan kepada peserta agar tidak merasa puas dengan yang didapatkan di dalam kampus. Kendati sudah lulus, belajar harus berlanjut. Belajar bisa di mana saja dan dengan siapa saja. Agar ilmu pengetahuan dan kompetensi semakin berkembang dan tajam.
“Teruslah belajar dan melatih diri, bisa dengan membaca, mengikuti pelatihan atau seminar yang melimpah di jagat maya. Karena, berpikir kritis, kreatif dan budi pekerti harus terus diasah. Jagalah nama dan banggakan almamater di mana pun berada,” ajaknya. [Humas UNESA]
Penulis: Madina
Editor: @zam*
Share It On: