www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Prodi D-4 Desain Grafis, Vokasi, UNESA mengadakan Seminar Nasional pada 09 November 2021. Lewat kegiatan tersebut mereka menyoroti berbagai sisi desain dan isu sosial mutakhir, termasuk ragam inovasi dan solusi menghadapi derasnya arus globalisasi. Mereka membahasnya bersama para praktisi; ada Dr. Dina Dellyana., Apt, MBA., CBAP., CSM., juga I Kadek Dwi Noorwatha dan Fauzi Prasetya Kamal, S DS, M.A.
Pada kesempatan itu, Dina Dellyana selaku entrepreneur bidang industri kreatif dan inkubator bisnis membahas mengenai agenda digital dan tantangan dalam ekonomi kreatif. Menurutnya, desain bukan saja tentang suka, tapi bagaimana hal itu bekerja. Di sisi lain, pengetahuan bisnis menjadi hal yang krusial agar mengetahui landscape industri ke depan dan road map suatu karya. “Desain bukan hanya sekadar desain, tapi merupakan inovasi karya yang cerdas. Hal yang perlu dicari agar dapat survive di pasar yaitu perlu memerhatikan antara human, enviroment, technology, dan business,” tandasnya.
Selanjutnya, I Kadek Dwi Noorwatha sebagai KBK Ruang dari Budaya Lokal, Prodi Desain Interior FRSD Institut Seni Indonesia Denpasar, membahas aktualisasi estetika visual tantra dalam desain interior fasilitas pariwisata spiritual di Bali. Dia menyatakan bahwa wisata spiritual merupakan wisata mencari pengalaman spiritual yang tidak memandang agama, sedangkan wisata religi terkait dengan perintah agama.
Ia juga menjelaskan, kebudayaan masyarakat nusantara adalah berhubungan dengan alam, hal ini yang perlu direspons dalam aktivasi konten desain yang perlu ditonjolkan. Konten tersebut tentunya dapat menaikkan insight kebudayaan Indonesia yang mengusung filosofi nilai alam nusantara ke dalam desain. Selain itu, tantra juga memiliki potensi yang besar dalam pengembangan budaya visual Indonesia. Tantra sendiri diilustrasikan memiliki konteks magis dan religi, di mana etika perlu dijaga. Namun, inspirasi bentukan visual perlu dikembangkan.
Asy Ahmad, moderator sesi kedua mengatakan, pembahasan mengenai aktivasi konten kebudayaan Nusantara bersifat fundamental. Globalisasi membuat generasi muda lebih memandang kemajuan konten digital yang pesat dengan trend masa kini. Lalu melupakan sisi dasar kekayaan kebudayaan Nusantara. Fenomena ini berbanding terbalik dengan bagaimana bangsa barat lebih memfokuskan dalam menggali kekayaan budaya dan filsafah dasar yang ada di Nusantara.
Fauzi Prasetya Kamal, S DS, M.A yang merupakan praktisi Desain dan Co Faunder dan Director Kandura Studio menjelaskan bahwa dalam pengembangan produk kriya memiliki tantangan yang kompleks. beberapa di antaranya pola produksi, distribusi dan konsumsi masyarakat yang berubah. Selain itu, juga tantangan sumber daya manusi, dan tantangan sumber daya alam. “Aktualisasi potensi bukan sebagai komodifikasi, tetapi lebih melakukan edukasi dan kolaborasi serta program inovasi yang berkelanjutan,” ucapnya. [Humas UNESA]
Kontributor: Nabilla Habibah
Editor: @zam*
Share It On: