www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Belum genap sepuluh hari menjadi mahasiswa prodi S-1 Desain Komunikasi Visual (DKV), Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Steven Lanang Yoga Brata dan Kinanthi Febrian Valintina langsung mengikuti lomba mural yang diselenggarakan Dinas Koperasi dan UKM Daerah Istimewa Yogyakarta pada 30 Agustus 2022.
Keduanya mendaftar lomba mural tersebut pada H-1 atau pada 29 Agustus 2022. Panitia lomba sempat tak bisa dihubungi. Baru pada siangnya mereka mendapat konfirmasi undangan keikutsertaan dalam lomba yang diselenggarakan di Kantor Dinkop UKM DIY, Yogyakarta.
Mereka bergegas mengurus surat izin di kampus dan siang itu juga harus bertolak ke Yogyakarta. Rencananya mereka berangkat menggunakan kereta api pada 14.00 WIB. Setelah mendapat tanda tangan surat izin, keduanya langsung menuju ke stasiun dan tiba pada pukul 2 kurang sepuluh menit.
“Pas lagi buru-buru mau masuk, eh kita tidak diperbolehkan naik kereta. Ternyata eh ternyata, kita belum vaksin booster karena itu syarat perjalanan rute kereta jarak jauh. Kami bingung dan sedih sih. Gagal berangkat, tiket hangus,” kata Kinanthi.
Kendati sempat panik, mereka tetap mencari cara agar tetap bisa berangkat. Akhirnya, dari stasiun mereka berangkat ke termina bus. Ya, ke Yogyakarta mereka menggunakan moda transportasi bus dan sampai di sana dini hari.
Steven melanjutkan, sampai di Yogyakarta, mereka tak langsung istirahat. Namun, mematangkan konsep untuk persiapan lomba yang dimulai pukul 07.00 pagi. “Sekitar jam 2an itu, di pinggir jalan kami mikir konsep mural apa yang menarik,” tukasnya.
Mereka punya ide untuk membuat mural tentang kebangkitan UMKM Yogyakarta yang divisualisasikan lewat gambar sejumlah orang yang menggunakan dan membawa hasil UMKM khas Kota Pelajar seperti bakpia, gerabah, kain batik dan produk-produk lainnya.
Mereka tidak hanya menampilkan orang yang menjual produk UMKM secara konvensional, tetapi juga ada gambar orang yang sedang memegang gawai merepresentasikan promosi produk menggunakan media sosial atau media digital.
“Di tengah-tengah mural tersebut kami visualkan tugu (Yogyakarta) yang menjadi ciri khas Kota Gudeg. Ada juga kain batik yang melingkar di sekitar tugu bertuliskan bangkitnya UMKM Yogyakarta dan terdapat cahaya di belakangnya menandakan kebangkitan,” jelasnya.
“Tujuannya lewat mural ini juga yaitu agar kita lebih bangga memakai produk lokal atau produk buatan kita sendiri masyarakat Indonesia, biar orang-orang itu lebih tahu kalau produk kita itu juga nggak kalah bagus dari produk-produk luar negeri,” tambahnya.
Karena karyanya itu, Steven dan Kinanthi berhasil mendapat juara dua. Capaian itu agak mengagetkan, sebab peserta lain termasuk hebat-hebat. Peserta lainnya termasuk senior dan banyak menjuarai lomba yang sama di tempat lain.
“Orang seni itukan kiblatnya ya Jogja. Kita itu sempat kurang percaya diri sama peserta lain yang sudah senior. Ya udahlah, kita buang semua keraguan itu dan mencoba untuk memberikan yang terbaik dan akhirnya berhasil masuk tiga besar dan jadi juara dua,” beber Steven.
Steven dan Kinanthi bukan kali pertama ini mengikuti lomba. Sejak duduk di bangku SMK memang sudah sering mengikuti berbagai kompetisi mural di berbagai daerah. Keduanya berasal dari sekolah yang sama; SMKN 1 Boyolangu, Tulungagung. Kuliah di kampus dan prodi yang sama pula, DKV.
“Terima kasih kepada orang tua, teman-teman dan para dosen yang mendukung kami dalam perlombaan ini. Semoga ini menjadi motivasi untuk terus mengukir prestasi dan mengharumkan nama almamater tercinta ke depannya,” harap dua mahasiswa yang berencana memiliki galeri seni itu. (HUMAS UNESA).
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Foto Steven Lanang Yoga Brata dan Kinanthi Febrian Valintina
Share It On: