www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Negara Matahari Terbit menjadi salah satu destinasi favorit program pertukaran mahasiswa. Negara yang terkenal dengan budaya tepat waktu dan disiplinnya ini memiliki magnet tersendiri dalam menggaet mahasiswa Indonesia termasuk tiga mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) untuk belajar di sana.
Tiga mahasiswa itu adalah Lintang Novitasari, Dinda Ayu Pratiwi dan Cynthia Lailanisa Soegiono. Mereka adalah mahasiswa prodi S-1 Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS). Mereka berangkat ke Jepang setelah dinyatakan lolos dalam program NUPACE (Nagoya University Program Academic Exchange).
NUPACE bertujuan untuk menjalin persahabatan, internasionalisasi melalui pendidikan, dan memotivasi pelajar atau mahasiswa Indonesia untuk belajar atau melanjutkan studi di Jepang. Lintang, salah satu peserta mengatakan bahwa program tersebut berlangsung April-Agustus 2022.
Selama kurang lebih lima bulan di sana, Lintang dan dua temannya banyak belajar dan mendapatkan pengalaman baru, terutama di Kota Nagoya, kawasan tempat tinggal mereka di sana. Kesan yang mereka dapatkan saat pertama menginjakkan kaki di sana yaitu aspek lingkungannya.
“Takjub sekali dengan kebersihan kotanya. Bersih banget. Kalau mau buang sampah harus pisah-pisah dan ada jadwalnya sendiri,” ucap Lintang kemarin (Kamis, 29 September 2022). Selain itu, budaya jalan kaki di sana menjadi salah satu yang membuat mereka terkejut bukan main. Maklum kalau di Indonesia, ke mana-mana, jauh dekat, bahkan ke warung saja terbiasa menggunakan sepeda motor.
Di Jepang, kata Lintang, orang jarang menggunakan kendaraan pribadi, justru lebih memilih menggunakan transportasi umum yang tentunya dari sisi keamanan, kebersihan dan fasilitas yang sangat memadai. “Kalau misal kita ketinggalan kereta, tiketnya tidak hangus, masih bisa kita gunakan untuk kereta selanjutnya dengan tujuan yang sama,” ceritanya.
Di Nagoya, semakin malam, harga barang atau makanan di supermarket semakin banyak diskonnya. Mulai jam 6 sore, makanan mulai diskon 10-20 persen. Semakin malam, diskon semakin bertambah secara bertahap sampai 50 persen. “Kita kalau mau belanja ya pas malam, biasanya lebih murah dan bisa lebih hemat,” ucapnya.
Tingkat keamanan di Jepang, terbilang bagus. Sistem keamanan yang terkoneksi dengan baik. Ada CCTV di mana-mana sehingga ketika ada keperluan malam di luar pun aman. Kendati aman, diimbau untuk tetap waspada.
Sangat berbeda dengan di Indonesia, lanjutnya, tentang aturan privasi. Di sana, orang tidak bisa foto sembarangan, apalagi dalam frame tertangkap wajah atau orang lain tanpa sengaja. Etika di sana, harus meminta izin terlebih dahulu. Jika tidak, foto itu bisa dihapus.
Dari aspek akademik juga demikian berbeda dan ini yang membuat tiga mahasiswa UNESA seperti dicambuk semangatnya. Pendidikan di Jepang tidak mentolerir segala macam kecurangan seperti nyontek, ketidakdisiplinan seperti jam karet misalnya. “Kagum sih, kompetitif, tetapi rajin dan disiplin. Jujur dan santunnya itu lho. Bikin gimana gitu,” bebernya.
Rata-rata guru di Jepang saat masuk ke dalam kelas biasanya langsung memberikan tes atau pertanyaan berkaitan dengan materi yang akan diberikan. Sehingga, para mahasiswa dituntut untuk mempelajari materi sebelum kelas dimulai. Budaya membaca juga sangat tinggi di Jepang, setiap tugas yang diberikan akan berhubungan dengan membaca jurnal, buku atau artikel dan sebagainya.
Dari sana saya membawa banyak bekal dan pengalaman; santun, rajin dan disiplin itu bukan pilihan, tetapi kewajiban. Selain itu, belajar bukan hobi, tetapi juga kewajiban. Di Jepang, saking sibuknya belajar mahasiswa sampai susah mencari waktu untuk berleha-leha. Kalau di Indonesia, mahasiswa sibuk berleha-leha sampai lupa belajar. Ini harusnya bisa kita ubah perlahan.
“Bukan memuji budaya lain, tetapi membudayakan kembali nilai-nilai disiplin, rajin, gotong royong dan sebagainya yang sebenarnya sudah ada dalam akar budaya kita sendiri. Hanya nilai ini belum terinternalisasi dengan baik sehingga belum menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari,” tutupnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Hasna
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Lintang Novitasari
Share It On: