www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Hari Lingkungan Hidup Sedunia diperingati setiap 5 Juni. Guna menyambut peringatan tersebut sekaligus wujud komitmen meningkatkan kesadaran untuk mengambil tindakan positif bagi lingkungan, Fakultas Matematika dan IPA (FMIPA) UNESA bersama Eco-Campus menuangkan ekoenzim di danau Kampus Ketintang pada Rabu, 31 Mei 2023.
Prof. Dr. Wasis, M.Si., Dekan FMIPA menyatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen fakultas yang berfokus pada pengembangan ilmu alam serta mewujudkan UNESA sebagai kampus konservasi. Acara ini digelar sebagai wujud nyata dalam melakukan konservasi terfokuskan pada peningkatan kualitas ekosistem air di danau.
“Kawasan danau di kampus kami ini punya fungsi estetik sehingga nyaman sebagai kawasan edukasi, juga punya fungsi konservasi. Jadi airnya bukan sekadar hiasan atau yang punya fungsi pengendalian banjir ketika musim hujan, tetapi ekosistem di dalamnya perlu kami perhatikan lewa penuangan enzim agar airnya sehat, organisme di dalamnya tumbuh dengan baik,” ucapnya.
Menurutnya, wujud nyata pelestarian lingkungan ini harus dalam bentuk langkah bersama pimpinan sampai mahasiswa. Budaya menjaga lingkungan harus selalu tertanam setiap orang tanpa memandang siapa dia dan apa jabatannya. Karena ini menjadi kewajiban. Itu tidak perlu tindakan besar, tetapi bisa dimulai dari hal kecil seperti etika buang sampah pada tempatnya dan mematikan alat listrik yang tidak dipakai dan lainnya.
“Apa yang kita tanam, pasti kita tuai. Itu menjadikan patokan kita untuk bersahabat dengan alam, karena suatu hal seperti ala mini jika tidak seimbang itu pasti menimbulkan dampak yang merugikan,” tambahnya.
www.unesa.ac.id
Dra. Herlina Fitrihidajati, M.Si., selaku dosen pembimbing Eco Campus menerangkan kualitas air yang sehat memiliki ketentuan masing-masing. Pada sistem irigasi seperti di danau UNESA, ketentuan yang dimaksud salah satunya berdasarkan PH atau tingkat keasaman. Dia menyebut dari berbagai riset, tingkat keasaman yang normal berada di kisaran tujuh.
“Setelah kami teliti, Danau UNESA Ketintang ini memiliki kadar pH air sebesar 8,4 yang lebih dari keasaman normal dan dikategorikan kadar airnya basa yang kembali ke normalnya itu memerlukan waktu lama,” bebernya.
Ia menyebut penggunaan ekoenzim ini dapat mempercepat menetralisir pH air karena terdapat enzim aktif dari mikroba yang diproses. Penggunaan 60 liter ekoenzim ini mengacu pada hasil penelitian yang menggunakan kulit jeruk dan nanas yang dikombinasikan dengan riset dan jurnal yang menggunakan perbandingan ekoenzim dengan air yakni 2,5 ML untuk 1 liter air.
Sehingga pada kasus Danau Unesa Ketintang membutuhkan 60 liter ekoenzim untuk volume danau yang berkisar 4500 liter. “Limbah dari ekoenzim ini tentu tidak dibuang, tapi kami olah lagi sebagai pupuk sehingga pemanfaat limbah organik ini bisa sangat maksimal,” ujarnya.
Junaidi Budi Prihanto, S.KM., M.KM., Ph.D., Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, Inovasi, Publikasi, dan Pemeringkatan Universitas menyebut kegiatan ini telah berlangsung sejak 2016 dengan menggandeng beberapa komunitas sejenis dan berbagai instansi. “Ke depannya ekoenzim ini bisa diproduksi secara massal karena manfaatnya ini bisa bermacam-macam seperti detergen, desinfektan, dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Prof. Nadi Suprapto, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Direktur Inovasi Pemeringkatan dan Publikasi Ilmiah menambahkan kegiatan ini juga mendukung UNESA dalam pemeringkatan perguruan tinggi UI Greenmetric dan THE Impact Ranking SDGs 14 yang berfokus pada pelestarian lingkungan khususnya pada konservasi air. Gerakan konservasi ini diharapkan dapat menyadarkan civitas akademika UNESA agar lebih peduli dengan lingkungan khususnya pada area kampus. []
***
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: