Bertepatan dengan Dies Natalis ke-48 Unesa, sanggar Barada Unesa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa mementasakan pagelaran campursari di TVRI Surabaya (20/12). selama satu setengah jam. Acara dibuka dengan penampilan Ketoprak Suminten Edan , yang mengisahkan gadis muda bernama Suminten, menderita gangguan mental karena jatuh cinta kepada Subroto. Ketroprak selesai langsung dihubungkan dengan lagu yang berjudul Suminten Edan
Sebanyak sepuluh lagu yaitu Melati Rinonce, Kangen Bojo, Selamat Ulang Tahun dll, telah ditampilkan dengan format meadle. Format meadle ini adalah sambung menyambung lagu, menggabungkan dua sampai tiga lagu secara bersamaan. Format meadle inilah yang membuat ciri khas Campursari Barada Unesa berbeda dengan campursari kebanyakan. Menurut Drs. Sukarman, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa dan Pengasuh Sanggar Barada mengatakan, teknik meadle ini, tidak bisa sembarangan orang, kerena butuh kreativitas dan tenaga yang ekstra, khususnya pada penabuh gamelan, dengan durasi satu lagu empat menit secara berurutan sampai dua lagu tanpa henti ujarnya. Para anggota Sanggar Bharada ini dari angkatan 2010, 2011, dan 2012. berjumlah 16 penabuh dan 6 penayanyi dari mahasisiwa. Penyanyi dipilih berdasarkan jenis lagu dan karakter suara yang dibawakan seperti karakter langgam atau halus dan rancak atau lagu yang cepat.
Drs. Sukarman, M. Si. berharap campursari Barada bisa eksis karena sebagai pencitraan publik Unesa yang baik, serta mendapat dukungan lebih dari pihak fakultas maupun universitas. Campursari Unesa sudah mempunyai fans yang cukup banyak terbukti membludaknya para penonton. "Pihak produser TVRI menawari satu minggu dua kali tampil, tapi kami masih kendala pendanaan, kata lelaki paruh baya ini. (Tirta/Gilang/syt)
Share It On: