www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Di tengah ‘badai’ krisis energi yang mengancam berbagai belahan benua eropa, Eco Campus, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) melahirkan inovasi energi terbarukan. Mereka merancang “Mikrohidro”, alat pembangkit listrik menggunakan tenaga air dan surya (hybrid).
Alat tersebut merupakan karya tim mahasiswa Eco Campus, FMIPA. Ketua tim, Natasyah Valencia Nilafah Gea mengatakan bahwa alat yang mereka buat menggabungkan antara tenaga mikrohidro yang memanfaatkan debit air dengan tenaga surya.
Gagasan ini bermula ketika mereka terlibat dalam program kampus iklim di Jambangan, Surabaya. “Kalau kita pikir-pikir ya ke depan krisis energi ini menjadi ancaman bersama. Nah, kami di Eco Campus coba cari strategi bagaimana sih menghasilkan energi listrik dari sumber daya yang ada di sekitar. Cari ide dan eksperimen lalu lahirlah alat ini,” jelasnya.
www.unesa.ac.id
Dilengkapi Detektor Banjir
Mikrohidro, lanjut Natasyah, selain ramah lingkungan juga ekonomis karena biaya pembuatan alat ini relatif murah dan tidak memerlukan bahan bakar. Tak hanya itu, alat ini juga dibekali dengan fitur seperti penampilan jumlah daya yang dihasilkan serta memiliki sensor untuk mendeteksi banjir karena penggunaannya bergantung pada aliran sungai.
Menurutnya, penggunaan teknologi mikrohidro dinilai cukup efektif terutama bagi daerahnya memiliki sungai dengan aliran yang cukup deras. “Jika misalnya debit air kurang dan alirannya lemah bisa menggunakan tenaga surya atau sinar matahari,” jelasnya.
Sistem kerja alat ini yaitu aliran air memutar generator, kemudian menghasilkan energi listrik yang akan masuk ke dalam controller yang tersambung ke baterai. Kemudian controller akan memasukkan aliran listrik ke baterai dengan tegangan yang stabil untuk memberikan daya ke inverter dan terciptalah energi listrik.
“Untuk saat ini kami masih membuatnya dalam skala kecil sehingga outputnya masih kami gunakan ke peralatan listrik dengan daya rendah seperti lampu,” bebernya.
Dra. Winarsih, M.Kes., selaku dosen pembina Eco Campus juga menuturkan kedepannya alat ini akan dikembangkan lebih besar guna menciptakan teknologi yang ramah lingkungan yang tentunya juga dapat diterapkan di lingkungan UNESA bahkan masyarakat luas
Tak hanya mikrohidro, Eco Campus juga menghadirkan inovasi lain yang sejalan dengan program kampung iklim (PROKLIM) dan juga pernah dipamerkan dalam ajang Jatim Environment Exhibition 2022 di Jatim International Expo (JIE) Convention Exhibition, Surabaya pada pertengahan September kemarin.
“Prinsip kami bagaimana inovasi ini mengarah pada energi baru terbarukan. Selain lebih ramah lingkungan juga mengantisipasi terjadinya krisis energi seperti yang melanda sejumlah negara eropa sekarang,” tutupnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Mohammad Dian Purnama
Foto: Dokumentasi Tim PPK Ormawa Eco Campus FMIPA
Share It On: