www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id-Surabaya, Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan Workshop Daring via zoom meeting pada Sabtu (17/10). Acara yang mengusung tema Penyusunan Proposal Penelitian dan PKM Berprespektif Gender Equity and Social Inclusion (GESI) diikuti sebanyak 50 peserta dari dosen dan tenaga kependidikan selingkung Unesa. Sebagai narasumber adalah Prof. Dr. Keppi Sukesi, MS dari Universitas Brawijaya Malang dan Dr. Ir. Arianti Ina Hunga, M.Si dari Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Keduanya merupakan Reviewer Nasional bidang Gender Equity and Social Inclusion (GESI).
Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd dalam sambutan saat membuka acara menyampaikan bahwa tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk menghasilkan proposal penelitian dan PKM berprespektif GESI yang lolos dan didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM).
Bambang menyampaikan bahwa gender menjadi tema prioritas dalam pembangunan global. Posisi Indonesia dalam Indeks Ketimpangan Gender masih tinggi. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat 104 dari 106 negara. “Di Asean, Indonesia menduduki peringkat ketiga terendah,” paparnya.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan bahwa Presiden Jokowi dalam programnya, mencanangkan penanganan lima permasalahan yang membutuhkan kerja sinergis seluruh komponen bangsa, tak terkecuali para akademisi melalui penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
Lima kegiatan tersebut, kata Bambang adalah peningkatan peran perempuan dalam kewirausahaan, peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan dan pengasuhan anak, penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak, penurunan pekerja dan anak, dan pencegahan perkawinan anak.
“Strategi riset dan PKM GES tentunya tidak sekadar untuk riset dan pengabdian itu sendiri, namun harus diwujudkan ke arah yang lebih besar yaitu perubahan, khususnya dalam menunjang pembangunan bangsa dan negara,” jelasnya.
Dalam pemaparan materinya, Prof. Dr. Keppi Sukesi, MS. menyampaikan beberapa hal yang meyebabkan proposal tidak lolos, di antaranya rumusan masalah kurang tajam, alur penelitian rancu atau kurang terfokus, time line kurang jelas dan sistematis, serta metode penelitian yang kurang operasional. (mufti/sir)
Share It On: