www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya-Unesa Career Center (UCC) mengadakan webinar tentang “Global Internship Career Advancement Starting Point” pada Senin (10/05/2021). Acara atas kerja sama dengan MBKM Unesa dan Bright Internship ini diikuti lebih dari dua ratus peserta dan dihadiri dua narasumber, Dr. Martadi, M.Sn, Direktur Program Vokasi Unesa dan Ariady, Director of Strategic Partnerships Bright Internships.
Pada sesi sambutan, Salamun Rohman Nudin, S.Kom., M.Kom, ketua Unesa Career Center mengatakan bahwa pendaftar kegiatan 48,9 persen adalah angkatan 2019 yang nantinya semester depan akan mengikuti kurikulum merdeka belajar. Angkatan 2018 tentu bisa mengikuti program magang baik di dalam maupun di luar negeri. Bagi yang magang di dalam negeri, memperoleh sertifikat BUMN. “Unesa bekerja sama dengan Forum Human Capital Indonesia (FHCI), salah satu syaratnya mahasiswa sudah tidak terbebani lagi dengan kuliah di kampus. Ini cocok untuk angkatan 2018 yang tahun depan sudah bisa ambil magang di BUMN,” ujarnya.
Magang di BUMN sangat ketat, dari 400 yang direkomendasikan, hanya 11 mahasiswa yang diterima. Persaingan tidak hanya dengan sesama teman kampus, tetapi bersaing secara nasional. Karena itu perlu strategi agar mendapat kesempatan magang di luar negeri dan di dalam negeri. “Semoga acara ini dapat bermanfaat buat adek-adek mahasiswa dan adek-adek bisa mendapat gambaran bagaimana startegi agar bisa magang di luar maupun di dalam negeri,” harapnya.
Moderator, Yetty Septiani Mustar, S.KM., M.P.H. Dosen FIO Unesa, mengawali pemaparan materi dengan pernyataan pemantik, “you need experience to get experience”. Ia melanjutkan, salah satu cara memperoleh pengalaman atau mendengar banyak pengalaman itu yakni dari para pemateri lewat acara tersebut.
Ariady mengawali pemaparannya dengan pertanyaan mendasar, mau jadi apa nanti? Menurutnya, mahasiswa tidak perlu khawatir tentang mimpi masa depan. Sebab mimpi tidak akan pernah mati. “Atas kerja sama ini, kita sama-sama berpikir bagaimana mutu lulusan Unesa, generasi bangsa kita memiliki daya saing,” ujarnya.
Industri hari ini sudah bergeser dari monoindustri ke multiindustri, dan dari kerja individual ke sistem kolaborasi. Ia menambahkan, tantangan MBKM bukan saat pandemi ini. Namun, justru beberapa tahun lagi, yakni 2025 ke atas, problem yang sebenarnya akan muncul. Sistem ekonomi di tahun 2025 nanti akan berubah, pergeseran itu tampak sejak tahun ini. Posisi Indonesia di percaturan ekonomi Asia perlu ada peran baru Indonesia. Peran itu perlu didukung dengan sikap membuka diri berkompetisi secara global dan mempercepat pembangunan infrastruktur. Tidak terkejut, jika Indonesia menjadi pemain ekonomi global dan salah satu pemain internasional.
“Teman-teman, cita-cita bangsa kita keren, mimpinya bagus, tetapi mimpi yang besar perlu pekerjaan besar, perlu hati yang besar, perlu pengorbanan besar,” tukasnya. Mimpi besar bangsa Indonesia menjadi tantangan bagi para generasinya, untuk bisa berdiri di kaki sendiri dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri serta siap berkompetisi secara global. Menurutnya, mahasiswa yang saat ini kuliah adalah ujung tombak Indonesia di tahun 2040-2050. “Kami ini akan tua dan pension, siapa lagi yang jadi menterinya, gubernurnya, wali kotanya, dan direksi perusahaan BUMN-nya, kalau bukan adek-adek semuanya siapa lagi,” tukasnya. “Saya memohon ketika nanti kami tua, adek-adek bisa membawa apa yang kami kerjakan saat ini, menjadi sesuatu yang gemilang dan membanggakan ke depannya,” harapnya.
Ada banyak bidang dan industri yang bisa jadi tempat meningkatkan kompetensi para generasi. Ada accounting-finance, arsitektur dan desain interior, seni dan desain, konsultan, pendidikan, teknik, marketing, media dan jurnalis, real estate, riset dan lingkungan. Selain itu juga bisa di bidang olahraga, telekomunikasi, dan bidang lainnya.
Dari semua itu, ada peluang yang bisa jadi perhatian, yakni bidang IT, visual desain, bisnis, komunikasi, marketing, entrepreneuship. “Masing-masing bidang itu memang Indonesia punya pesaing dari negara lain, tetapi yang perlu diingat Indonesia memiliki ciri khas yang itu bisa jadi keunggulan untuk generasi kita,” tuturnya. “Tugas kami UCC, MBKM dan Bright Internships adalah mengantarkan teman-teman secepat mungkin dan seaman mungkin mencapai mimpi,” tegasnya.
Martadi menjelaskan bahwa kunci untuk bertahan di zaman yang perubahannya amat cepat ini yakni perlu kemampuan adaptasi (adaptability). Agar tidak jatuh ditelan perubahan, salah satunya harus terus gergerak, aktif dan terus mengembangkan diri. Ke depan tantangan semakin kompleks dan agak berat. Populasi manusia terus bertambah, kebutuhan pun meningkat, dan persaingan semakin sengit.
Secara global, era digital menghilangkan sekitar 1 sampai 1,5 miliar pekerjaan sepanjang 2015-2025 dan tergantikan mesin otomatis. 65 persen murid SD di dunia hari ini akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada hari ini. “Mirisnya lagi, satu sisi perusahaan mencari pekerjaan, dan di sisi lain banyak yang mengeluh susah dapat pekerjaan. Nah ini karena ada jarak antara kampus dengan industri yang mulai dijembatani dengan program magang, dan program lainnya,” terangnya.
Ada beberapa hal yang bisa membuat hidup kita berjalan baik, perlu kerja keras, pengetahuan, dan leadership, love, keberuntungan, dan yang paling penting adalah perlu attitude atau sikap. “Sikap dan karakter adalah kunci yang bisa membuat hidup kita sukses dan bahagia,” jelasnya.
Ia memaparkan bahwa, dalam mengarungi abad ke-21, perlu memahami 10 kompetensi atau skill unggulan, complex problem solving, critical thinking, creativity, people management, coordinating with others, emotional intelegence, judgment and decision making, service orientation, negotiation, dan cognitive flexibility. “Kampus harus dipahami sebagai tempat belajar dan mengembangkan diri, dan magang sebagai tempat menajamkan keterampilan dan skill yan bisa dimanfaatkan untuk jadi pemain utama di era ini, paling penting kuasai dan miliki kunci-kuncinya dan tentu hidup akan sukses dan bahagia,” pungkasnya. (Hasna/zam)
Share It On: