Mahasiswa UNESA berfoto bersama di sekolah Burgmann Anglican School Canberra, Australia
Unesa.ac.id, SURABAYA—Kampus ‘Rumah Para Juara’ lewat Subdirektorat Urusan Internasional atau Office of International Affairs (OIA), menggagas program pertukaran mahasiswa internasional baik yang inbound maupun outbound. Program tersebut disebut UNESA Global Mobility Awards (UGMA).
Kasubdit Urusan Internasional, Asrori, S.S., M.Pd., menjelaskan, UGMA ini digagas sebagai ajang bagi mahasiswa UNESA untuk bisa melaksanakan student exchange dengan berbagai bentuk kegiatan mulai dari PLP, magang, sit-in class atau cultural exchange di berbagai universitas luar negeri.
Lewat program tersebut, rencana awalnya UNESA mengirim 30 mahasiswa untuk outbound international mobility. Namun, melalui program equity, UNESA berhasil mengirimkan tidak kurang dari 40 mahasiswa ke berbagai negara seperti Australia, Jerman, Korea Selatan, Tiongkok, Malaysia, dan Thailand tahun ini.
Program pertukaran ini bertujuan untuk meningkatkan internasionalisasi UNESA. International mobility ini menjadi salah satu tanggung jawab OIA. Sejak 2020, OIA telah memfasilitasi mobilitas mahasiswa maupun dosen keluar negeri.
Tahun ini, UNESA mendapat pendanaan khusus dari kementerian dan LPDP yang ditujukan khusus untuk international student mobility. “Anggaran tersebut digunakan untuk memberangkatkan mahasiswa program UGMA ke negara tujuan,” ucap dosen Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) itu.
Program UGMA telah memberangkatkan sejumlah mahasiswa ke berbagai perguruan tinggi luar negeri tahun ini. Ada 5 mahasiswa yang belajar di Kamphaeng Phet Rajabhat University, Thailand, dan 10 mahasiswa yang berangkat ke Saekyung University, Korea Selatan.
Selanjutnya, ada 6 mahasiswa yang PLP di KBRI Australia, ada juga 10 mahasiswa yang berangkat ke Zhengzhou Information Engineering Vocational College, Tiongkok. Lalu, ada 2 mahasiswa di Sekolah Indonesia Jeddah, dan 2 mahasiswa lagi yang magang industri kolaborasi dengan Universitas Malaysia Sabah.
Rekrutmen telah dilakukan 2 gelombang pada Februari dan April 2024 lalu. UNESA juga telah memberangkatkan mahasiswanya dengan tujuan Australia, Thailand, dan Korea Selatan pada April lalu.
Mahasiswa lainnya akan berangkat pada Juni depan dengan tujuan Jerman, Tiongkok, dan Arab Saudi. Para mahasiswa yang terlibat program ini minimal sudah menjalani 4 semester sebagai mahasiswa aktif UNESA dengan minimal IPK 3 dan menyertakan sertifikasi bahasa Inggris (TEP/DET/TOEFL ITP/TOEFL IBT/IELTS).
Asrori berharap, UGMA bisa menjadi pilot project UNESA untuk memfasilitasi mobilitas mahasiswa dan dosen selain program kementerian seperti IISMA atau ICT. Agar program ini makin sukses dan makin banyak kesempatan bagi mahasiswa maupun dosen, dia berkomitmen untuk terus memperbanyak mitra kerja sama internasional.
Program ini tidak hanya outbound atau mahasiswa keluar, tetapi juga inbound atau mahasiswa luar yang belajar di UNESA baik itu dalam bentuk short program atau long program melalui program international credit transfer. “Kita menerima mahasiswa dari Thailand, Filipina, Tiongkok, Malaysia, Korea untuk program inbound,” ucapnya.
Program ini merupakan kesempatan langka bagi mahasiswa karena tidak semua memiliki kesempatan untuk mobilitas keluar negeri melalui program UGMA. Dari sekian ribu mahasiswa UNESA, yang dapat diberangkatkan hanya 40 mahasiswa atau tidak lebih dari satu persen mahasiswa UNESA.
“Tentunya ini merupakan program yang prestisius dan kami berharap mahasiswa yang diterima di program ini dapat belajar banyak dari apa yang mereka lakukan di luar negeri,” ucapnya.
Mahasiswa yang telah diterima pada program ini dapat menjadi duta UNESA dan menjadi corong untuk memperkenalkan UNESA dan Indonesia pada umumnya di kancah internasional. Dengan demikian, secara lembaga, UNESA sendiri akan dikenal secara internasional dan sebagai partner yang produktif.
Dengan kata lain, mitra luar negeri tidak hanya menandatangani MoU tetapi juga melaksanakan MoU yang sudah ditandatangani secara bersama. Sehingga visi UNESA untuk menjadi universitas berkelas dunia tercapai.
“Manfaatnya bagi mahasiswa yaitu mendapat pengalaman yang sangat luar biasa di negara terkait. Untuk mahasiswa magang dan PLP, mereka bisa meneruskan karir di luar negeri baik untuk mengajar, kuliah, dan seterusnya dengan portofolio yang mereka miliki dengan berkegiatan di luar negeri,” tuturnya.(*)
***
Reporter: Rafa Afifa Maharani (Fisipol)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi tim UGMA
Share It On: