www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya-Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memberangkatkan sebanyak 5.140 mahasiswa ke sejumlah lokasi di 87 kabupaten/provinsi dalam program Kuliah Kerja Nyata model Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKN MBKM).
Acara pelepasan digelar secara virtual pada Selasa (23/2/2021) yang diikuti oleh jajaran Wakil Wektor Bidang Akademik UNESA, ketua MBKM, dosen pembimbing lapangan, koordinator, divisi KKN, divisi pertukaran mahasiswa, divisi PLP, dan mahasiswa peserta KKN MBKM 2021.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd., Wakil Rektor Bidang Akademik UNESA mengatakan bahwa program KKN MBKM harus dijadikan sebagai tempat optimalisasi pengembangan diri, meningkatkan kompetensi bidang keahlian dan meningkatkan semangat kolaborasi, dan berkontribusi positif untuk masyarakat.
Jika sebelumnya sejumlah mata kuliah dipelajari di dalam kelas. Maka lewat program tersebut, mahasiswa bisa mengeksplorasi lebih jauh esensi maupun kompetensi mata kuliah di lapangan bersama masyarakat. “Deteksi cepat apa problem masyarakat di lokasi, apa kebutuhan mereka, lalu lakukan yang terbaik, kerahkan ilmunya masing-masing untuk menyelesaikan masalah itu,” ujarnya.
Berhubung masih pandemi, tambahnya, mahasiswa harus tetap menjaga protokol kesehatan di mana pun berada. Selain itu, paling penting lagi adalah harus menjadi tauladan dalam hal penerapan protokol kesehatan di tengah masyarakat.
“Mahasiswa KKN MBKM harus mendorong perubahan perilaku dan menjadi duta perubahan perilaku di lokasinya masing-masing, agar masyarakat disiplin 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan) dan sadar vaksin,” tuturnya. “Jangan lupa untuk tetap menjaga nama baik Unesa, diri sendiri, dan pembimbing,” sambungnya.
Acara tersebut juga dirangkaikan dengan pembekalan para peserta KKN dalam bentuk webinar yang dihadiri Drs. Amrullah, MBA,MM, Mitra Kunci USAID yang membahas tentang “Soft Skill sebagai Dasar Kewirausahaan”. Narasumber membagikan contoh tujuh soft skill dari pengalaman Joh L. Sonmez sebagai pengembang perangkat lunak.
“Soft skill itu penting dikembangkan. Program kampus merdeka belajar harus dipandang sebagai program pengembangan diri. Sehingga nantinya peserta mampu dengan mudah membangun karier, mampu memasarkan kompetensi diri, mandiri, dan mampu menunjukkan produktivitas. Selain itu, juga mampu mengelola keuangan dan mencapai masa depan yang lebih baik,” ucap mitra kunci USAID itu.
Dia mengibaratkan KKN MBKM sebagai uraian benang kusut yang bisa menjawab persoalan melalui beberapa proses. Mahasiswa berangkat ke lokasi dengan niat dan nilai etika serta moralitas berangkat ke lokasi untuk mengembangkan diri, belajar bersama masyarakat sehingga antar mahasiswa dan masyarakat bisa saling berbagi dan berkolaborasi.
“Mari wujudkan semangat kolaborasi dengan ragam kreasi dan inovasi. Siapa yang melahirkan inovasi, dialah yang bertahan di abad ini. Kuncinya kolaborasi, kompetensi dalam berkreasi dan berinovasi,” tegas Amrullah. (Esti/Zam)
Share It On: