www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, Surabaya - Memasuki Revolusi Industri 4.0 berdampak masif pada seluruh lapisan masyarakat. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan telah mengubah dunia, salah satunya kemunculan internet atau Internet of Things (IoT) dimana fleksibilitas dapat menghubungkan jutaan manusia dalam satu waktu dengan cepat dan mudah. Serta, kecepatan dalam mendapatkan puluhan bahkan ribuan informasi dengan mudah didapatkan dalam hitungan detik. Sayangnya, konsep kecepatan yang ada pada internet belum tentu memiliki kevalidan yang jelas.
Berangkat dari keinginan untuk meningkatkan literasi digital terhadap media di era Revolusi Industri 4.0, Universitas Negeri Surabaya menyelenggarakan Konferensi Internasional SoSHEC (Social Science, Humanity, Education) 2019 yang ketiga di Hotel Golden Tulip, Jl. HR Muhammad, Surabaya, Sabtu (31/8).
Konferensi ini bertemakan “Reexamining Languages, Culture, and Education after Digital Turn”, Tema ini sangatlah relevan dengan era digital yang sedang berkembang, melalui konferensi ini diharapkan para akademik maupun akademisi dapat saling bertukar gagasan dan juga membangun komunikasi dan dapat menghasilkan lebih banyak karya ilmiah, khususnya yang sesuai dengan tema hari ini.” Tegas Didik Nurhadi, ketua panita SoSHEC 2019.
Lalu, dalam konferensi mengundang beberapa keynote speakers berbagai pakar salah satunya Andrzej Cirocki, Ph.D (Lecture at the Departement Of Education University of York, UK), Diana Butler, Ph.D (International Foundation for Dharma Nature Time and Kajian Budaya Doctoral Studies Program Universitas Udayana, USA/Indonesia), dan Dr. Xiao Renfei (Central China Normal University,China).
Dalam forum ilmiah ini, terdapat 106 presenter yang akan memaparkan hasil penelitiannya. Peserta yang hadir berasal dari berbagai kalangan dan daerah, diantaranya para peneliti, mahasiswa, praktisi pendidikan, hingga pakar pendidikan yang berasal dari Surabaya, Jogja, hingga Bandung. Para presenter yang mengikuti SoSHEC 2019 ini pun tak hanya berasal dari Indonesia, melainkan juga mancanegara seperti China, Unted States, Jerman, dan United Kingdom.
Sebagai penanda pembukaan kegiatan, dilakukan pemukulan gong oleh Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Dr. Trisakti, M.Si. Dalam pembukaan tersebut, Trisakti menyampaikan bahwa konferensi ini sangatlah penting karena sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh Era Digital ini.
“Dengan mengusung tema yang mengkaji ulang mengenai bahasa, budaya, dan pendidikan setelah era digital, yang tentu saja dengan perkembangan zaman menuntut kita untuk selalu beradaptasi. Di era digital ini dibutuhkan keterampilan literasi digital yang dapat dimasukkan dalam praktek pendidikan karena kita adalah tenaga akademisi dan pendidik,” ucap Dekan FBS Unesa.
Trisakti juga mengatakan bahwa konferensi ini sangatlah tepat untuk menyeleseikan permasalahan yang diakibatkan oleh era digital dan dapat menghasilkan karya inovatif yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
“Kami berharap konferensi yang membahas tentang mengkaji ulang bahasa, budaya, dan pendidikan menghasilkan karya inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat sehingga dapat membantu mereka untuk mengatasi berbagai permasalahan di era digital saat ini", tandasnya.
Menurut Xiao Renfei mengatakan bahwa Era Teknologi tidak lepas dari kehidupan sehari-hari. Seperti transportasi, pekerjaan, pendidikan, dan ekonomi. Salah satu akibat dampak dari perkembangan internet. (devin/sh)
Share It On: