www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar kegiatan kuliah tamu interkultural bertajuk “Enhancing EAL Students’ Intercultural Awareness Using TikTok” di Ruang Seminar T14 FBS, pada Selasa, 31 Oktober 2023. Kegiatan yang diikuti mahasiswa dari berbagai prodi selingkung FBS ini merupakan salah satu dari beberapa program kerjasama yang apik antara UNESA dengan University of York, UK. Associate Professor di University of York, Andrzej Cirocki, Ph.D., hadir luring sebagai narasumber.
Dalam kesempatannya, dia mengutarakan pentingnya kesadaran antar budaya untuk menjadi komunikator yang efektif dalam situasi lintas budaya. Pertemuan antara satu atau lebih orang dengan budaya yang berbeda, pasti menimbulkan sesuatu yang tampak “asing”.
Kebudayaan yang ada di Indonesia tentu berbeda dengan kebudayaan yang ada di Eropa. Mari kita ambil contoh agama. Jika ada mahasiswa muslim Indonesia yang harus menjalankan kewajiban salat Jumat di tengah perkuliahan di Eropa yang budaya masyarakatnya sebagian besar non-Muslim, bagaimana cara menyiasatinya? Bagaimana mahasiswa muslim bisa mengkomunikasikan hal tersebut tanpa menyinggung perasaan dosen atau mahasiswa lainnya? Hal ini akan sangat sulit dilakukan tanpa memahami budaya orang lain. “Oleh karena itu kita harus menunjukkan kesadaran akan perbedaan budaya,” ujarnya.
Menurut Andrzej Cirocki, topik komunikasi lintas budaya ini penting dan menunjukkan bagaimana FBS mempersiapkan mahasiswanya untuk komunikasi yang efektif menggunakan bahasa Inggris. Peserta turut aktif mendiskusikan tentang konsep komunikasi antarbudaya dan berbagai permasalahan di sekitarnya, termasuk pengalaman antarbudaya di dalam dan luar Indonesia, serta hambatan komunikasi antarbudaya yang efektif.
www.unesa.ac.id
Kegiatan ini, lanjutnya, dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa tahun pertama tentang kompetensi antar budaya dan menunjukkan bagaimana mereka dapat menguasai kompetensi ini untuk menjadi komunikator yang efektif dalam bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.
Bagaimana dengan menumbuhkan kesadaran antar-budaya menggunakan Tiktok? Menurutnya, teknologi baru mengambil alih pendidikan. Guru dan siswa sulit membayangkan kelas tanpa teknologi saat ini. Teknologi dapat diintegrasikan ke dalam pengajaran dengan berbagai cara, salah satunya adalah TikTok.
TikTok memungkinkan siswa membuat video pendek tentang topik apa pun yang dibahas di kelas. Hal ini memberikan siswa kesempatan yang menyenangkan untuk mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Namun, yang paling penting, hal ini melibatkan mereka dalam pembelajaran aktif menggunakan bahasa Inggris.
Karena lokakarya berfokus pada komunikasi antarbudaya, tugas yang diminta untuk diselesaikan oleh para peserta berkisar pada topik ini dan mendorong mereka untuk mempraktikkan komunikasi lintas budaya.
"Para siswa sangat menikmati pengalaman TikTok dan dapat menunjukkan keterampilan dan bakat mereka yang lain, misalnya keterampilan akting, dan lain-lain," ucapnya kepada Humas.
Berdasarkan hasil evaluasi akhir, Andrzej Cirocki menjelaskan bahwa kuliahnya itu disambut positif dan para peserta sangat antusias mengikutinya. Selain itu, hasilnya menunjukkan bahwa peserta memberikan penilaian sangat baik terhadap lokakarya tersebut.
"Saya senang sekali mendengarnya karena tim akademisi yang mempersiapkan acara ini, Cicilia Deandra Maya Putri, Uci Elly Kholidah, Rizki Ramadhan, Fariq Shiddiq Tasaufy bekerja keras untuk memastikan acara tersebut sesuai dengan harapan para peserta," bebernya.
Andrzej Cirocki berharap, FBS bisa menawarkan modul Komunikasi Antarbudaya kepada mahasiswa di seluruh universitas, tidak hanya kepada mahasiswa yang mengambil program berbasis bahasa Inggris di FBS, seperti semua mahasiswa lainnya.
Mahasiswa UNESA harus mengeksplorasi topik komunikasi antar budaya dan menggunakan informasi dan keterampilan yang baru dipelajari untuk keuntungan mereka, terutama di pasar kerja yang kompetitif saat ini.
Dekan FBS, Syafi’ul Anam, Ph.D., dalam sambutannya mengatakan bahwa mahasiswa harus memiliki pemahaman budaya global dengan perspektif interkultural, sebagai salah satu bekal yang bisa digunakan untuk melanjutkan studi di luar negeri.
“Dengan adanya kegiatan ini, saya harap mahasiswa FBS bisa meningkatkan kompetensi budaya dan kesadaran interkultural serta bersinergi dalam membangun masyarakat inklusif,” tutupnya.
Sebagai informasi, kuliah umum dengan Andrzej Cirocki, yang juga seorang Visiting Professor di bidang TESOL di Universitas Negeri Surabaya ini merupakan usaha adaptif-kolaboratif UNESA dalam menciptakan, mengembangkan, dan menyebarluaskan inovasi di bidang kependidikan dan nonkependidikan. []
Reporter: Fatimah Najmus Shofa/ Lina Lubabatul K
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim FBS
Share It On: