Pakar dari The Education University of Hong Kong (EdUHK) menekankan berbagai hal penting kaitannya kepemimpinan, kualitas pengajaran, keadilan sosial di hadapan para dosen FIP UNESA.
Unesa.ac.id., SURABAYA—Guna meningkatkan kualitas tridarma perguruan tinggi dan mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), Prodi S-1 Manajemen Pendidikan (MP), Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), UNESA kembali menyelenggarakan visiting professor #2 di Ruang Sidang O1 Gedung FIP, pada Senin, 9 Desember 2024.
Kegiatan ini mengusung tema “Future Focused Research: Educational Management and Leadership in Higher Education Institution to Enhance the Achievement of the SDGs” yang dihadiri Assoc. Prof. Sedat Gumus dari The Education University of Hong Kong (EdUHK), sebagai narasumber.
Mochamad Nursalim, Dekan FIP UNESA menjelaskan kegiatan ini memiliki peran penting dalam mendukung pencapaian SDGs. Hal ini menunjukkan komitmen kolaboratif FIP UNESA dalam mengembangkan pendidikan yang berkelanjutan, sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap agenda global, SDGs.
“Semoga dengan cara ini, selain memperkuat sinergi FIP di skala internasional, juga dapat meningkatkan kapasitas civitas baik itu dosen maupun mahasiswa dalam pengajaran, riset maupun publikasi,” ucap guru besar ilmu konseling individu UNESA itu.
Direktur Transformasi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran (TPTP) UNESA, Fida Rachmadiarti dalam sambutanya menyoroti pentingnya kualitas penyelenggaraan pendidikan, penelitian yang inovatif, dan kepemimpinan yang transformatif untuk menciptakan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
“Kegiatan ini menjadi fokus bagaimana kita dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan mempersiapkan mahasiswa dan dosen dengan keterampilan utama yang dibutuhkan sekarang dan nanti,” ucap guru besar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) itu.
Kiri ke kanan: Direktur TPTP, dekan FIP, narasumber visiting professor, wakil dekan II FIP, dan Koorprodi S-1 MP UNESA.
Koorprodi S-1 Manajemen Pendidikan, Syunu Trihantoyo menyampaikan, visiting professor ini merupakan kali kedua atau tahun kedua, bagian dari rangkaian Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) 2024, didanai Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) atau Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Kemendikti Saintek).
Ia menerangkan, kegiatan ini menjadi salah satu langkah konkret prodi dalam meningkatkan kapasitas dosen dan mahasiswa, khususnya dalam riset dan publikasi bidang manajemen pendidikan.
“Melalui kegiatan ini, semoga dosen dan mahasiswa dapat mengembangkan wawasan baru, memperluas jaringan akademik internasional, serta meningkatkan kualitas riset dan publikasi di bidang pendidikan,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Sedat Gumus memaparkan tentang keadilan sosial kaitannya dengan pendidikan. Menurutnya, keadilan sosial merupakan konsep berbasis nilai yang menegaskan setiap individu memiliki hak yang sama untuk mengakses sumber daya dan peluang di masyarakat, termasuk akses pendidikan.
Alat penting untuk membangun masyarakat yang adil dengan menyediakan kesempatan hidup yang setara bagi semua anak dan mendidik mereka untuk menciptakan dunia yang lebih adil.
Menurutnya, masih ada ketidaksetaraan dalam kesempatan pendidikan yang terkait dengan latar belakang sosial ekonomi siswa. Ia menunjukkan data UNESCO tentang tingkat penyelesaian pendidikan menengah atas dan prestasi membaca siswa sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi keluarga mereka.
Kegiatan ini terdiri dari beberapa rangkaian. Selepas sharing tentang risetnya, narasumber akan melanjutkan perkuliahan di kelas mahasiswa.
Ia juga menekankan pentingnya kepemimpinan dalam pendidikan yang berperan sebagai agen keadilan sosial. Peran pemimpin pendidikan harus mampu mendeteksi ketidaksetaraan dan menciptakan kebijakan serta praktik yang responsif secara budaya untuk mengurangi marginalisasi.
Dalam salah satu penelitiannya, Sedat Gumus menemukan, dialog antara pemimpin sekolah dan guru memiliki dampak positif dalam mengurangi kesenjangan hasil belajar, terutama di sekolah dengan komposisi sosial-ekonomi rendah.
“Kepemimpinan sekolah itu penting. Pemimpin sekolah itu penting secara pendidikan. Mereka membuat perbedaan dalam membangun sistem pendidikan yang lebih adil dan inklusif,” tutupnya.
Sebagaimana simpulan yang dicatat moderator, kegiatan ini menjadi langkah strategis UNESA dalam mendukung pencapaian SDGs, khususnya terkait pendidikan berkualitas (SDG-4) dan pengurangan ketimpangan (SDG-10). Melalui visiting professor ini, UNESA terus berkomitmen menjadi universitas yang berkontribusi bagi pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.[*]
***
Reporter: Mochammad Ja’far Sodiq (FIP) dan Fionna Ayu Shabrina (FMIPA)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: