www.unesa.ac.id
Kedua rombongan sekolah tersebut mengikutsertakan 350 siswa untuk mendapatkan materi yang disampaikan oleh Wakil Dekan bidang Akademik FIP, Drs. Wagino, M.Pd., dan perwakilan Humas Unesa, Vinda Maya Setianingrum, S.Sos. M.A. Diselenggarakan di Auditorium gedung CPD Unesa kampus Lidah Wetan, rombongan dari Blitar dan Bojonegoro tersebut disambut hangat oleh bagian akademik BAKPK Unesa, Jum’at (24/1).
Dalam kesempatan itu, Ahmad Zubaidi selaku kepala Sekolah MAN 2 Blitar menjelaskan maksud dan tujuan mereka sowan ke Unesa adalah untuk menambah wawasan, pengalaman serta motivasi siswa agar bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi tahun depan.
“Harapannya kami agar siswa kelas XI ini punya persiapan yang lebih matang untung menghadapi proses masuk perguruan tinggi untuk tahun depan. Di sisi lain, kami juga ingin memotivasi mereka, karena ada 2 alumni dari sekolah kami yang sudah menjadi dosen di kampus ini. Walaupun jaraknya lebih jauh dari kalian, tp kalian patut bangga dan punya motivasi yang tinggi lagi,” papar Zubaidi saat memberi sambutan.
Selaras dengan pernyataan Zubaidi, Nanik Setianingrum selaku perwakilan rombongan dari SMAN 1 Kasiman juga berharap agar para siswa yang ikut serta bisa memiliki pengetahuan tentang kebijakan untuk bisa menjadi mahasiswa, terutama terkait KIP (Kartu Indonesia Pintar) Kuliah.
“Tahun lalu kami juga sudah pernah berkunjung ke Unesa, studi kampus ini adalah permintaan langsung dari siswa kami. Kami perlu informasi dari Unesa, mana prodi yang peluangnya paling besar agar siswa kami banyak yang diterima di sini. Meskipun kami dari sekolah pinggiran, tapi semangat juang siswa kami untuk melanjutkan ke perkuliahan sangat tinggi,”jelas Nanik.
Beberapa kebijakan memang berubah dari tahun lalu. Seperti yang dijelaskan oleh Vinda Maya terkait pemeringkatan siswa untuk SNMPTN. Menurutnya, pemeringkatan tahun ini dilakukan langsung oleh sekolah. Beda dengan tahun lalu yang keseluruhan proses dilaksanakan langsung dari pusat.
“Tahun ini pemeringkatan diserahkan langsung kepada pihak sekolah. Setelah selesai pihak sekolah mengirim data tersebut ke pusat,” kata Vinda. Dosen Ilmu Komunikasi ini juga berpesan agar sekolah harus tegas dalam melakukan pemeringkatan ini. Pasalnya, apabila ada siswa yang tidak berminat untuk ikut SNMPTN lebih baik digantikan oleh siswa yang satu peringkat dibawahnya. “Nanti siswa yang tidak minat ikut SNMPTN bisa dialihkan untuk mendaftar lewat UTBK. Karena masih saja ada pengalaman siswa yang lolos tapi tidak daftar ulang, nantinya akan merugikan pihak sekolah,” imbuhnya.
Tak hanya soal pemeringkatan, kategori ujian yang bisa dilipih saat UTBK juga berubah dari tahun lalu. Jika tahun lalu kategori soal terdiri dari Saintek dan Soshum, tahun ini berubah jadi Saintek, Soshum, dan Campuran. “Penambahan kategori soal ini agar siswa bisa memilih lintas jurusan, yang awalnya jurusan IPA ingin masuk ke jurusan soshum atau sebaliknya,” ungkap Vinda.
Tahun ini UTBK hanya diselenggarakan 1 kali, berbeda dengan tahun lalu yang pelaksanaanya bisa sampai 2 kali.
“sesuai pengalaman tahun lalu, ketika siswa sudah melaksanakan tes UTBK pertama lalu tes lagi yang kedua, selisih poin mereka tidak terlalu signifikan. Akhirnya tahun ini hanya diselenggarakan 1 kali saja agar lebih efektif,” terang Vinda.
Para siswa yang hadir sangat antusias dengan paparan materi yang disamapaikan oleh perwakilan dari Unesa. Kegiatan ini diakhiri oleh pemberian cindera mata dari pihak sekolah kepada Unesa. (Suryo/why)
Share It On: