Alhamdulillah, puas dan tuntas sudah pertanggungjawaban saya! Itulah yang dikatakan oleh Faridatus Sholihah, S.Sos., anak perempuan dari H. Ahmad Sakhowi. Ia merasa sudah tuntas atas pertanggungjawaban keilmuannya di tingkat sarjana. Prestasi itu baginya adalah bonus dari doa-doa dan usaha semua pihak yang telah membantunya menyelesaikan perjalanan pendidikan yang ia tempuh. Pencapaian yang ia peroleh saat ini dipersembahkan untuk mereka; orang tua, dosen, guru, staf, karyawan, teman dan sahabat, serta yang paling utama adalah teruntuk Allah SWT. Baginya, pencapaian ini sebagai bukti pertanggungjawaban kekhalifahannya di bumi ini. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial jurusan S-1 Sosiologi ini mendapatkan IPK 3,79 dengan predikat cum laude. Judul skripsi yang ia ambil adalah Tafsir Nyai dan Ning terhadap Pendidikan Perempuan Santri (Prespektif Hermeneutika Gadamer dalam Kajian Teks Kitab Kuning) . Karya akhir sekaligus penutup kajian dalam strata sarjana tersebut, ia mengambil tema tentang pendidikan perempuan, khususnya perempuan dari masyarakat santri (pesantren) yang dikaji dalam analisis hermeneutika Hans Georg Gadamer. Skripsi dengan menggunakan analisis hermeneutika, ini merupakan karya perdana dalam sejarah skripsi Sosiologi. Berangkat dari latar belakang pribadi sebagai salah satu anggota masyarakat santri, ia merasa terdorong menjadikan isu pendidikan perempuan pingitan ini menjadi satu kajian ilmiah dalam skripsinya. Melihat begitu banyak perempuan santri yang terpangkas kesempatan belajar dalam karier pendidikannya karena dogma tafsir agama terhadap aturan-aturan yang mengikat perempuan melalui kitab-kitab kuningnya. Saat ini, perempuan berjilbab itu menunggu persiapan menuju kuliah pascasarjana yang akan ia tempuh dengan mengambil Kajian Ilmu Sosial konsentrasi Kajian Perempuan di Universitas Brawijaya Malang. Ia mengabdikan diri menjadi guru mata pelajaran Sosiologi di Madrasah Aliyah Alhayatul Islamiyah dan guru mata pelajaran Bahasa Inggris di MTs Alhayatul Islamiyah Kota Malang, sekaligus menjadi tutor les Bahasa Inggris di Pondok Pesantren Alhayatul Islamiyah juga. Selain itu, ia menjadi manajer marketing di Perusahaan Air Minum Pesantren di Kota Malang. Ya, iseng-iseng kerja sambil ibadah, sambil mengabdi, semoga barokah, kata mahasiswa asli Lamongan tersebut sambil tertawa. Pekerjaan dan tanggung jawab itu ia dapatkan sejak pertengahan Oktober 2014. Semoga setelah ini bisa menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan luas hingga menjadi dosen Sosiologi dan pengabdi masyarakat yang lillahita ala demi kemanusiaan. Semoga prestasi ini justru menjadi pecutan bagi saya agar bisa mempertahankannya dan menjadikan pribadi saya lebih baik lagi, bukan malah terlena dan diam dalam kebanggaan semu. Semoga prestasi ini membawa manfaat untuk semua pihak, terutama untuk mengukir senyum di kedua rona orang tua saya sebagai sedikit bayaran atas semua pengorbanan yang telah mereka persembahkan, harapnya. (umi/mahmud)