www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Direktorat Akademik, lewat Subdirektorat MBKM Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mengadakan sosialisasi MBKM Riset sekaligus meluncurkan ARiSa (Asisten Riset UNESA) secara daring pada Rabu, 6 September 2023.
Direktur Akademik, Prof. Dr. Fida Rachmadiarti, M.Kes., mengatakan bahwa ARiSa merupakan salah satu terobosan dan bagian dari program MBKM yang dikembangkan UNESA untuk memfasilitasi 8 plus 1 program KBKM kementerian dalam sistem tersendiri guna memudahkan riset dosen-mahasiswa dan pemantauan.
"Dengan program ini, harapannya dosen yang memiliki riset payung bisa daftar di MBKM untuk membuka kesempatan riset bagi mahasiswa. Karena sekarang, tuntutannya riset harus punya mitra," ucapnya dalam forum yang dihadiri mahasiswa program MBKM.
www.unesa.ac.id
Kepala Seksi Magang/PKL, Dwi Anggorowati Rahayu, S.Si, M.Si., memaparkan bahwa sembilan program MBKM Kemendikbudristek sudah diterapkan di UNESA. Namun, untuk memudahkan dan memastikan mutu riset, dikembangkan inovasi berupa strukturisasi program MBKM Riset sendiri yang dikemas dalam bentuk ARiSa.
Program ini merupakan bagian dari upaya agar IKU-2 (mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus) terwadahi di sembilan program MBKM kementerian. Riset yang dulunya masuk dalam program magang (magang riset) sekarang dibuat sistem sendiri menjadi MBKM Riset.
MBKM Riset bertujuan meningkatkan kualitas riset dan memberikan pengalaman mahasiswa untuk menjadi asisten riset, sehingga dapat memperkuat full talent peneliti berdasarkan topik dan skema riset tertentu.
Selanjutnya, untuk meningkatkan ekosistem dan kualitas riset di laboratorium dan lembaga riset, khususnya untuk menyediakan SDM peneliti. Meningkatkan solusi ilmiah yang tepat dan meningkatkan kualitas dan kuantitas riset dan memicu intelektual mahasiswa.
Juga, membuka dan menanamkan mindset, dan kompetensi dasar di bidang penelitian bagi mahasiswa. Meningkatkan kemampuan meneliti mahasiswa serta meningkatkan kualitas riset di UNESA.
Indikator keberhasilan program yaitu mengacu pada IKU yaitu. Pertama, lulusan mendapatkan pekerjaan yang layak sebagai peneliti yang diukur dengan meningkatkan kesempatan lulusan untuk bisa bekerja dan berwirausaha secara mandiri (selaras IKU-1).
Kedua, memberikan pengalaman mahasiswa belajar di luar kampus atau dalam kampus yang diukur dengan indikator jumlah mahasiswa yang mengikuti riset dan dapat disetarakan bobot pembelajaran 20 SKS (selaras IKU-2).
Adapun bentuk luaran kegiatan penelitian yaitu; 1) laporan kegiatan, 2) prototype atau implementasi, 3) laporan penelitian atau monograf, 4) laporan skripsi, 5) publikasi ilmiah, 6) luaran skema PKM Belmawa, wajib bagi mahasiswa pendanaan Belmawa.
Dengan program itu, proyek mahasiswa yang dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi (minimal SINTA 2) atau internasional bereputasi (Scopus) bisa disetarakan sebagai tugas akhir. Mahasiswa, hanya perlu membuat laporan sebagai tugas akhir. Ini seperti mahasiswa yang lolos Pimnas.
Terkait ARiSa, Dimas Yoan Rizaldi, S.Kom., sistem tersebut bisa diakses melalui sistem informasi MELISA. Penting untuk diperhatikan bahwa mahasiswa yang memprogram MBKM ini tidak perlu melakukan KRS, melainkan hanya mendaftarkan program melalui ARISA dan nantinya akan mendapat konversi sebanyak 20 SKS.
Sosialisasi ini dihadiri jajaran Direktorat Akademik, subdirektorat, kepala seksi, korprodi selingkung UNESA dan mahasiswa peserta MBKM. [*]
***
Reporter: Erza Angelia Putri
Editor: @azam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: