Unesa.ac.id, SURABAYA-Pembelajaran daring merupakan terobosan bagus dalam dunia pendidikan. Namun, tidak semua pembelajaran, utamanya yang praktik dapat didaringkan. Seperti pembelajaran Biologi (materi praktek) misalnya yang sejak awal penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) di Indonesia mengalami hambatan.
Agar praktek Biologi tetap bisa dilaksanakan dalam mode daring, tiga mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggagas media pembelajaran laboratorium virtual untuk pelajaran Biologi beberapa waktu lalu. Lab virtual alternatif ketika lab fisik tidak dapat digunakan itu dikembangkan dalam bentuk mobile apps.
Media pembelajaran yang diberi nama Virtolabo itu lahir dari tangan Cahyo Febri Wijaksono dari jurusan Manajemen Pendidikan, Ahmad Shihabudin dari jurusan Teknik Informatika, dan Nisfiyatul Mubarokah dari jurusan Pendidikan Luar Biasa. Inovasi mereka itu ternyata berhasil menjadi juara 1 dalam Helicopter View Industrial Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) di Institut Teknologi Sumatera (Itera) beberapa waktu lalu.
Cahyo Febri Wijaksono ketua tim inovasi menyatakan bahwa aplikasi itu didedikasikan untuk membantu para guru dan siswa dalam pembelajaran atau pelajaran Biologi. “Kami berpikir pembelajaran akan lebih menyenangkan karena pengguna Virtolabo bisa merasakan sensasi berada di laboratorium secara real (360 derajat),” ujarnya.
Aplikasi lab virtual itu dilengkapi dengan beberapa fitur, di antaranya akun pengguna, halaman beranda, halaman sinopsis, peta konsep materi, bilik baca, dan V-laboratory. “Fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi Virtolabo tidak hanya untuk mendukung pembelajaran, tetapi dilengkapi desain tampilan dengan tema pendidikan yang sudah disesuaikan agar pengguna tidak bosan,” paparnya.
Shihab, anggota tim menjelaskan isi pada fitur halaman beranda yakni siswa dapat mencari dan memilih materi yang ingin dipelajari meliputi struktur dan fungsi tumbuhan, sistem pencernaan manusia, sistem peredaran darah manusia, sistem pernapasan manusia, sistem ekskresi manusia, sistem reproduksi manusia, serta materi reproduksi pada hewan dan tumbuhan.
Untuk memudahkan siswa dalam mengetahui apa saja yang akan dipelajari ke depannya. Peserta didik dapat membaca materi pada fitur bilik baca. Tidak lupa pengguna diharuskan masuk dan mengakses Virtolabo pada fitur login. V-laboratory menjadi fitur terakhir yang digunakan untuk mengakses animasi mengenai objek materi secara 360 derajat menggunakan teknologi augmented reality (AR).
“Peserta didik dapat melakukan praktik bedah, menonton simulasi, serta berinteraksi dengan animasi menggunakan berbagai macam alat laboratorium melalui objek yang telah tersedia. Selain AR, terdapat button virtual reality (VR) yang berfungsi untuk melakukan praktik berbasis Virtual Reality sehingga pelaksanaannya real time,” jelasnya.
Ada beberapa tips yang dilakukan Cahyo dan dua rekannya sehingga inovasi mereka bisa menjuarai lomba tingkat nasional. 1) menulis karya tulis ilmiah sesuai kaidah ilmiah artinya menulis segala bentuk data kemudian segala bentuk statemen harus bisa dipertanggungjawabkan melalui sumber dan referensi yang jelas. 2) memanfaatkan relasi untuk berkonsultasi dan meminta saran atau motivasi serta dukungan.
Dan, 3) memperbanyak latihan. Semakin banyak latihan tentu semakin bagus. Jam terbang termasuk kunci dalam memenangi kompetisi. “Terus berlatih, konsisten, tetap semangat. Jika gagal, bangkit lagi dan terus bangkit. Pada dasarnya kita tidak berkompetisi dengan orang lain, tetapi dengan diri sendiri. Kualitas kita hari ini harus lebih baik dari kualitas kita yang kemarin. Itulah prestasi yang sesungguhnya, perkara juara dari orang lain itu hanya bonus,” tandasnya. [Humas UNESA]
Penulis: Esti
Editor: @zam*
Share It On: