Kepedihan korban lumpur di Sidoarjo menggugah kepedulian Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Mereka menggelar pelatihan tata boga, tata busana, dan tata rias kepada ibu-ibu korban lumpur. Pelatihan yang digelar di Pasar Porong Baru itu berlangsung tiga hari dan berakhir Jumat (27 Juli) lalu. Pelatihan itu disambut antusias warga. Saat penutupan, para peserta meminta agar kegiatan serupa digelar lagi. Bahkan, mereka mengharapkan durasi pelatihan lebih panjang, tidak hanya tiga hari. "Banyak manfaat yang kami peroleh dari kegiatan ini," kata Siti Mutmainah, salah seorang peserta. Yuli Rahmawati, peserta yang lain, mengatakan memperoleh ilmu baru dari pelatihan tersebut. Setelah tiga hari mengikuti pelatihan, ibu dua anak itu pun mahir memotong rambut. Hasil potongannya cukup rapi. "Lumayan, bisa memotong rambut anak sendiri dengan baik," ujarnya. Dengan keterampilan itu, Yuli berkeinginan untuk berwirausaha. Wanita berambut pendek itu berencana membuka salon jika dana ganti rugi cair. "Saya akan mengumpulkan lagi teman-teman untuk dapat mengembangkan keahlian bersama," katanya. Usai pelatihan, semua karya para peserta dipamerkan. Mulai sandal berhias manik, kerudung yang telah disulam pita dan manik, kue kering, manisan jeli, sirup bir pletok, dan toples kue yang telah dihias dengan cantik. "Semua hasil karya ini dikerjakan peserta dalam waktu yang singkat, tapi hasilnya bagus," komentar Inty Naharani, salah seorang pelatih tata busana. Sayang, di balik itu semua masih ada kendala yang menghalangi. Terutama masalah modal dan pemasaran. Terkait hal itu, Pembantu Rektor I Unesa Budi Jatmiko mengimbau masyarakat untuk tetap peduli kepada korban lumpur. Yakni, dengan menggalang dana yang nanti dapat disalurkan kepada para korban. "Supaya mereka dapat membuka usaha," katanya. "Sukses" dengan pelatihan ini, LPM Unesa berencana menggelar kegiatan serupa. Proposal kegiatan tersebut tinggal diajukan ke Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Depdiknas. "Ada tiga kegiatan yang akan kami lakukan untuk korban lumpur," kata Kepala LPM Unesa Supari Muslim. Tiga kegiatan itu adalah pembinaan jiwa kewirausahaan, model bimbingan belajar kepada siswa korban lumpur, dan peningkatan keterampilan bagi ibu rumah tangga. Kegiatan tersebut bertujuan memberikan bekal keterampilan kepada ibu-ibu rumah tangga dan meningkatkan kualitas pendidikan bagi anak-anak. "Supaya di penampungan mereka memiliki kegiatan yang bermanfaat. Tidak hanya memikirkan musibah yang melanda mereka," tutur Supari. Dengan bekal keterampilan dan ilmu yang dimiliki, diharapkan para korban lumpur itu bisa membuka usaha sendiri. "Kegiatan ini merupakan permintaan dari para ibu rumah tangga yang kemarin ikut pelatihan," ujarnya. (may) Sumber : www.jawapos.com