Berkurangnya sumber energi menginspirasi mahasiswa D-3 Teknik Mesin, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), membuat alat atau instalasi biodiesel. Alat tersebut mampu mengubah minyak jelantah atau curah menjadi biodiesel yang bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk mesin diesel. Alat yang dibuat dalam rangka memenuhi tugas akhir (TA) tersebut selesai dalam waktu enam bulan. Berkat mesin yang dibuat dengan biaya sekitar Rp 7 juta itu, para penciptanya memperoleh nilai A. "Alat ini mampu memproduksi biodiesel dengan kapasitas 15 liter per hari," kata Suhariyono, satu di antara lima mahasiswa yang membuat alat tersebut. Empat rekannya adalah Catur S., Aris Ardian, Trio M., dan Sofyan H. Suhariyono mengungkapkan, biodiesel yang dihasilkan alat yang dinamai Scats Team itu murni. Artinya, kadar biodieselnya 100 persen. Dengan begitu, pengguna tidak perlu khawatir akan kualitasnya. "Dijamin bagus," cetusnya. Pembuatan biodesel tersebut terbilang sederhana. Alat itu pun hanya terdiri atas beberapa sistem. Yaitu, sistem esterifikasi, trans esterifikasi, pencucian, pengeringan, dan distilasi. Dengan memanfaatkan bahan bakar alternatif tersebut, masyarakat akan memperoleh banyak keuntungan. Selain mengurangi pemakaian minyak diesel yang saat ini makin berkurang dan tidak dapat diperbarui lagi, penggunaan biodiesel tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Bahan bakar tersebut masuk kategori ramah lingkungan. Pada perkembangan yang sama, Dwi Heru, dosen pembimbing, menyatakan bahwa pemanfaatan minyak curah untuk biodiesel memang sangat efektif. Sebab, minyak bekas yang tidak dipakai lagi dapat diolah menjadi bahan bakar alternatif. Masyarakat pun tidak perlu bingung jika terjadi kelangkaan bahan bakar. "Akhir September nanti, rencananya alat ini dibawa ke Manado untuk mengikuti Road Show Workshop tentang Biodiesel," katanya. Selain biodiesel, karya mahasiswa yang cukup menarik adalah sepeda motor sistem injeksi. Yakni, sistem suplai bahan bakar (injeksi) dengan menggunakan teknologi kontrol secara elektronik. Sistem itu mampu memasok bahan bakar dan udara secara optimal yang dibutuhkan mesin dalam setiap keadaan secara terprogram. "Sistem ini menjadikan penggunaan bahan bakar sepeda jadi lebih irit," ujar I Made Arsana, Kaprodi D-3 Teknik Mesin, Unesa. Beberapa karya lain juga ditampilkan. Di antaranya Gokart ATV dan Design Waterbrake Dynamometer. (may) Sumber : www.jawapos.com