Surabaya Semangat literasi yang tumbuh di Indonesia ternyata berasal dari para alumni Unesa. Embrionya budaya literasi yang berkembang berasal dari Unesa. Pencetus literasi sekolah, misalnya, Pak Satria Dharma, alumni IKIP Surabaya (sekarang Unesa), terang Eko Prasetyo saat membedah buku 50 Tokoh Inspiratif Alumni Unesa; Bekerja, Berkarya, Berprestasi, Selasa (16/6/2015).
Alumnus Prodi Sastra Indonesia Unesa itu menjelaskan, kemajuan Indonesia sangat bergantung kepada kemajuan literasi bangsanya. Dia mencontohkan Finlandia, negara yang kini menjadi nomor satu dalam bidang pendidikannya, dan Hongkong yang kini juga menjadi negara yang sangat diperhitungkan di dunia.
Namun, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufik Ismail pada anak SMA di sepuluh negara, ditunjukkan bahwa Indonesia nol persen dalam kewajiban membaca buku sastra setiap tahun. Inilah yang kemudian disebut sebagai tragedi nol buku, tambahnya di auditorium gedung Kantor Pusat Unesa lantai tiga.
Semangat literasi yang berkembang belakangan ternyata disambut baik oleh Unesa. Pembantu Rektor I Dr. Yuni Sri Rahayu, M.Si., mengungkapkan bahwa Unesa akan ikut mendorong budaya literasi di kalangan civitas academica Unesa. Minimal setiap dosen menulis satu buku setiap tahun, tegas dia dalam sambutannya.
Akan tetapi, Yuni juga menambahkan, dibutuhkan sinergi antara pihak Unesa dengan para alumni dalam rangka mengembangkan program-program kemasyarakatan. Peran alumni sangat dibutuhkan. Perguruan tinggi akan menjadi besar dan dikenal masyarakat jika para alumnusnya bisa berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan negara, tandasnya. (Khusnul/Danang/Suryo/SR/Humas)
Share It On: