www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar acara peluncuran sekaligus bedah buku yang berjudul ‘Jejak Langkah Inspiratif Para Aktivis Dakwah Kampus’ di Auditorium, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Kampus Ketintang pada Minggu, 30 April 2023.
Kegiatan ini dihadiri jajaran pakar dan tokoh di antaranya, Rektor UNESA periode 2010-2014 Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd; Direktur LPPM, Prof. Dr. H. M. Turhan Yani, MA; dan Direktur Kemahasiswaan dan Alumni Dr. Muhammad Sholeh, M.Pd. Selain itu juga ada KH. Imam Mawardi, ustaz Ali Mas’ud, S.Pd., Dr. Muhammad Zahri, ustaz M. Ghofirin, M.Pd., dan ustaz Nur Hidayat.
Nama-nama tersebut hadir sebagai pemateri. Mereka yang betul-betul memahami dinamika dan sejarah perkembangan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) UKKI UNESA dari era 1988.
Prof. Turhan Yani selaku pembina UKKI UNESA mengatakan bahwa buku tersebut merupakan buku kedua sebagai penyempurna dari penyusunan buku pertama berjudul ‘Jejak Langkah'. Penyusunan buku ini berdasarkan pengalaman para pengurus UKKI yang sangat berkesan selama menjabat sebagai pengurus pada zamannya.
Buku ini mengupas sepak terjang pengurus-pengurus UKKI terdahulu yang telah berjuang untuk mentransformasikan ilmu beragama serta berjejaring sebagai aktivis dalam forum Lembaga Dakwah Kampus (LDK).
Dia menambahkan, baik mahasiswa maupun pengurus UKKI bisa membaca buku ini dan meneladani kiprah para alumni UKKI yang dahulu telah memakmurkan masjid Gundul (Baitul Makmur) UNESA Ketintang.
“Perjuangan dakwah yang mereka lakukan pada zaman itu tidaklah mudah. Harapannya semoga buku tersebut bisa menjadi ghirah mahasiswa dalam rangka pengembangan diri, pengembangan dakwah, dan pengembangan di berbagai bidang,” imbuhnya.
Sesi berikutnya, Muhammad Sholeh menjelaskan perjalanan dan perjuangan UKKI menggunakan perspektif Peter Senge dalam The Fifth Discipline. Sebuah organisasi dapat bertahan dan berkembang di tengah gelombang perubahan jika organisasi tersebut menjadi organisasi belajar learning organization. “Organisasi harus membangun sebuah sistem yang utuh dan komprehensif, dengan cara mengembangkan lima disiplin,” papar Sholeh.
Pertama, personal mastery (penguasaan pribadi). Setiap individu diharapkan mampu mendukung proses belajar dan aktivitas organisasi. Seluruh aktivitas organisasi dan kegiatan belajar disinergikan menjadi satu kekuatan utuh yang membawa organisasi meraih visi yang diharapkan.
Kedua, system thinking (berpikir sistem). Orang-orang agen, mampu bertindak atas struktur dan sistem yang mereka adalah bagian. Ketiga, mental model. Mental ini tertanam asumsi, generalisasi, atau bahkan gambar dan gambar yang mempengaruhi bagaimana seseorang memahami dunia dan mengambil tindakan. Disiplin mental model ini melatih individu untuk dapat mengkomunikasikan pemikiran atau asumsi secara efektif sehingga dapat mempengaruhi orang lain.
Keempat, share vision (sosialisasi visi), membangun berbagi visi. Peter Senge mulai dari posisi bahwa jika ada satu ide tentang kepemimpinan telah menginspirasi organisasi selama ribuan tahun, itu kapasitas untuk mengadakan gambaran bagian dari masa depan kita berupaya menciptakan. Disiplin ini menggambarkan begitu besar dan pentingnya peranan seorang pemimpin sebagai penentu arah organisasi.
Kelima, team learning (belajar beregu). Dengan adanya proses pembelajaran secara bersama-sama, organisasi telah mempererat ikatan bagi seluruh anggota di dalamnya dengan melakukan dialog dan mentransfer ilmu yang dimiliki secara perorangan. Dialog mendorong para anggota dapat terus meningkatkan kompetensinya masing-masing.
“Peter Senge menyebutkan, bukan hanya menciptakan hasil yang baik untuk organisasi, tetapi anggota dengan bersama-sama dapat lebih cepat menyerap informasi dan tumbuh lebih cepat daripada melakukan proses pembelajaran secara pribadi atau perseorangan,” terangnya.
Pada sesi yang sama, Prof. Muchlas Samani mengatakan bahwa para pengurus UKKI terdahulu telah membuktikan bahwa sebagai insan akademisi tumbuh kembang tidak hanya dari sisi intelektual saja, tetapi juga dimensi spiritualnya. Dia berpesan kepada adik-adik mahasiswa yang sedang berjuang mencari ilmu di perkuliahan tidak boleh lepas dari kata dakwah.
Dakwah Islam harus tetap tegak dan melekat dalam diri para generasi milenial dan bagi mahasiswa yang mengambil peran sebagai pengurus UKKI hendaknya senantiasa bersinergi dan berkoordinasi serta berkonsultasi kepada senior-senior. Ini penting untuk mendapatkan masukan supaya dakwah yang dijalankan dapat membawa kemaslahatan.
“Semua yang telah berkiprah di UKKI dan memakmurkan masjid di UNESA semuanya telah menjadi orang-orang yang sangat bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat. Semuanya telah berkiprah di bidangnya masing-masing dan telah berkontribusi nyata untuk masyarakat," ucapnya.
Acara bertema "Membangun Generasi Muda Produktif Menulis dan Giat Berdakwah" ini dihadiri para alumni, pengurus, dan anggota UKKI, serta mahasiswa selingkung UNESA. Acara ditutup dengan sesi tanya jawab dan foto bersama. [HUMAS UNESA]
***
Penulis: Fionna Ayu Shabrina/Amalia
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: