Beberapa bulan yang lalu Unesa telah disibukkan dengan berbagai kegiatan. Setelah menyelenggarakan bulan pendidikan pada tanggal 2 Mei 2010, maka Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia mengadakan kegiatan yang disebut bulan bahasa. Mengingat bulan tersebut adalah bulan peringatan sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928. Melalui sumpah bangsa Indonesia dalam bergerak maju ke depan untuk kemerekaan bangsa Indonesia. Sumpah tersebut berbunyi sebagai tanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan mengaku berbahasa satu bahasa Indonesia. Maka di Jurusan Bahasa Indonesia diadakan beberapa kegiatan. Pelatihan bagi guru SMA se-Jatim, Pelatihan Bahasa Indonesia bagi Karyawan, Kampanye Bahasa, Untukmu Guru, dan Seminar Nasional. Satu kegiatan yang diadakan pelatihan guru bahasa Indonesia (17/10) yang diketuai oleh Anas Ahmadi, S.Pd., M.Pd. Acara tersebut berupa pelatihan menulis puisi oleh Jack Parmin, M.Pd., cerpen oleh Setyawan, M.Hum., bahasa Indonesia baku oleh Drs. Diding Wahyudi, M.Pd., dan penulisan artikel oleh Samsul Sodiq, M.Pd adalah beberapa rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Unesa. Otak Kanan = Berpikir Kreatif Kegiatan tersebut membahas bagaimana proses kreatif sebuah karya diciptakan. Karya yang dihasilkan memang tidak mudah. Salah satunya menulis puisi, ada trik tertentu dalam pemilihan kata sehingga kata yang keluar untuk menulis puisi lebih menggambarkan keadaan dengan simbol-simbol yang mewakili pengungkapan perasaan. Kemudian di dalam pembahasan cerpen, sebuah karya sastra yang diciptakan itu berasal dari hati. Pertanyaannya adalah banyak guru yang mengajarkan kepada muridnya mengenai menulis cerpen, namun guru tersebut belum bisa menulis? Maka memang jawabannya seputar tentang pembiasaan. Guru yang baik adalah guru yang dapat memberikan ilmu jika ia menguasainya. Hal ini yang dimaksud adalah guru yang bisa menulis cerpen. Tema seminar yang akan dilaksanakan di Jurusan Bahasa Indonesia pada 31/10 yaitu Wajah Bahasa Indonesia Masa Kini . Menurut Andik Yulianto, M.Pd, tema tersebut memiliki makna dalam era informasi masa kini yang telah melampaui batas geografi, yaitu era internet yang menggunakan bahasa komunikasi hingga ke manca negara. Agar bahasa Indonesia tidak pupus, maka diharapkan jangan sampai era modern membuat bahasa Indonesia semakin hilang, sehingga tujuannya bahasa Indonesia yang baik dan benar jangan sampai menjadi konsumsi tertentu, namun juga membumi. Bukan pembakuan bahasa Indonesia untuk masyarakat, tapi masyarakat untuk pembakuan bahasa Indonesia. Menurut Anas Ahmadi, M.Pd., harapan ke depan setelah diadakan kegiatan tahunan ini yaitu pencitraan Bahasa Indonesia yang positif, pencitraan bahasa Indonesia, penumbuhkembangkan rasa cinta kepada bahasa Indonesia, dan penumbuhkembangkan kebanggaan bahasa Indonesia. [Yuneni dan Anisyah] [Humas Unesa]