www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id,SURABAYA—Mahasiswa asal Prancis, Baptiste Anse yang mengikuti program pertukaran mahasiswa di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menyampaikan pengalamannya selama di Indonesia. Dia merasa tertantang mempelajari bahasa Indonesia. Gramatikalnya tidak terlalu sulit pun tidak terlalu mudah.
Selama mengikuti program akademik di Fakultas Ilmu Pendidikan, UNESA, Anse mengaku kagum dengan keramahan dan kesantunan masyarakat terutama mahasiswa UNESA sebagai representasi mahasiswa Indonesia yang dia temui. Kesan ini menegaskan kembali apa yang dia rasakan saat belajar program pertukaran mahasiswa di salah satu kampus swasta di Semarang.
Baginya, selain ramah, mahasiswa Indonesia suka bercanda untuk memecah suasana yang tegang. Hal ini bagus sehingga bisa mengurangi tekanan dan stres yang dialami baik itu di dalam kelas maupun di luar kelas.
Dia juga memuji mahasiswa Indonesia yang bisa fokus berjam-jam mengikuti mata kuliah atau penyampaian materi dari dosen. “Mungkin sudah terbiasa sejak awal (sekolah dasar, red) sehingga mahasiswa yang kuliah berjam-jam dalam sehari masih bisa fokus mendengarkan penjelasan dosen,” ucapnya.
Suasana yang dia temui di Indonesia, cukup berbeda dengan apa yang dia rasakan di negara asalnya atau ketika dia berkunjung ke berbagai negara lainnya. Di Prancis, lanjutnya, sekolah dalam periode wajib belajar gratis alias dibiayai pemerintah.
Selain itu, cara belajarnya bisa berpindah-pindah lembaga pendidikan untuk mengembangkan minat dan bakat. Namun, tetap mengikuti seleksi yang ketat. Situasi pembelajaran juga, hampir serupa dengan di Indonesia, yaitu para guru atau dosen menekankan kedisiplinan kepada murid atau mahasiswanya.
Selain itu, pendidikan di Prancis dari tingkat dasar sampai tingkat menengah atas lebih menekankan pada pengembangan minat dan bakat ketimbang penguasaan materi pelajaran. Sehingga ketika masuk perguruan tinggi, siswa atau mahasiswa sudah tidak bingung memilih jurusan, karena sejak awal sudah diarahkan.
“Sebagai pendatang yang belajar di Indonesia, mungkin itu yang saya lihat perbedaan sekaligus keunikan di sini (Indonesia, red). Unik dan menarik bagi saya. Saya tidak bermaksud membandingkan mana yang baik, tetapi saya kira semuanya baik karena perbedaan latar belakang pendidikan termasuk budaya serta kebiasaan,” jelas pria yang beprofesi sebagai jurnalis itu. []
***
Penulis: Riska Umami
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Share It On: