www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Lulus dengan IPK sempurna merupakan dambaan setiap mahasiswa. Namun, tidak semua bisa mendapatkannya, karena butuh ‘kerja’ keras dan konsistensi dari semester ke semester. Dua lulusan Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mampu mewujudkan itu dan menjadi lulusan terbaik Wisuda ke-103 dan 104 UNESA pada 16-17 November 2022.
Wisudawan IPK 4.00 itu, pertama, Ita Rahmawati yang dinyatakan lulus pada prodi S-2 Pendidikan Olahraga. Predikat itu merupakan buah kerja kerasnya selama kuliah. Tidak mudah memang, terlebih sebelumnya dia bukan lulusan olahraga, tetapi Teknik.
Selain itu, Ita harus membagi waktu kuliah dengan kegiatan di bidang olahraga Judo yang sudah digelutinya sejak 2008 silam. “Saya harus memberi pelatihan olahraga Judo. Apalagi saya bisa kuliah karena Judo, beasiswa dari Koni Jawa Timur. Jadi memang tantangannya di manajemen waktu,” ujarnya.
Selain itu, karena prodi yang dia ambil si jenjang magister adalah olahraga sementara dia lulusan teknik memaksanya harus menjejaki teori-teori keolahragaan dari dasar. Harus sering membaca dan mendalami materi-materi seputar olahraga. “Alhamdulilah, meskipun banyak tantangan, setelah saya lalui sepenuh hari, ternyata hasilnya luar biasa,” tandasnya.
Ita, selain menorehkan predikat terbaik di bidang akademik, dia juga tercatat sebagai atlet berprestasi cabor Judo. Dia pernah meraih medali perak pada PON 2004, medali emas pada PON 2008, medali perak pada PON 2016, medali perunggu pada PON 2021, medali perunggu pada SEA GAMES 2021, dan puluhan medali emas pada ajang KEJURNAS setiap tahunnya.
“Saya berkeinginan lebih memasyarakatkan olahraga Judo dan menepis anggapan masyarakat kalau Judo itu olahraga menyeramkan,” tukas pemilik Cendana Judo Club itu.
***
www.unesa.ac.id
Predikat Summa Cumlaude berikutnya diraih Hasprita Restiamangastuti Boru Simangunsong. Perempuan ini berhasil meraih gelar magister pada prodi S-2 Pendidikan Seni Budaya UNESA. IPK-nya sempurna, 4,00.
Selama kuliah, Hasprita ternyata tidak memasang target lulus dengan predikat terbaik. Yang terpikirkan olehnya yaitu bagaimana belajar sebaik mungkin, bersungguh-sungguh, dan bekerja keras selama menjalani perkuliahan.
Selain itu, perempuan kelahiran Jombang itu memiliki sebuah standard system yang diterapkan dalam mengerjakan setiap tugas. Baginya, hal itu penting agar tugas-tugas yang dikerjakan bisa diselesaikan sesuai dengan target. Selain itu, agar wawasan dan pengetahuannya semakin bertambah, dia pun secara konsisten membaca jurnal dan artikel dalam negeri maupun luar negeri.
Hasprita mengaku sangat mencintai seni dan budaya yang menjadikannya berlabuh di jurusan Seni dan Budaya UNESA. Karena alasan itu jugalah dia mengusung visualisasi budaya nusantara wayang potehi menjadi lebih modern melalui digital illustration sebagai riset tesisnya.
“Wayang potehi merupakan wayang khas Tiongkok yang dibawa oleh perantau etnis Tionghoa ke berbagai wilayah di nusantara. Wayang ini masih aktif di Klenteng Hong San Kiong Gudo, Jombang Jawa Timur. Itu yang saya visualisasikan,” tandasnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Ita Rahmawati dan Hasprita Restiamangastuti
Share It On: