www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA—Chintya Bella Puspita, mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menjadi wakil 1 Duta Pustaka Jawa Timur setelah melalui proses grand final yang berlangsung di Hotel Diponegoro Surabaya, awal September 2023 lalu.
Chintya (sapaan akrabnya) yang mewakili Kabupaten Ponorogo itu bersaing dengan 108 finalis dari berbagai kota dan kabupaten lain. Berbagai tahapan dia lalui, mulai pemberkasan, pembuatan esai hingga jadi finalis. Terkait esai, dia mengangkat judul “Inovasiku dalam Pengembangan Pustaka bagi Jawa Timur”.
“Pesertanya banyak dan persiapan yang saya lakukan itu sekitar satu pekan. Meski singkat, tetapi saya ada pengalaman mengikuti duta sejak di bangku SMA. Saya pernah ikut Duta Genre 2021, Duta Pemuda 2021 dan Duta Anti-Narkoba 2022,” bebernya.
Chintya mengungkapkan dalam pemilihan dua, biasanya ada 4 aspek penting yang harus dimiliki peserta yaitu brain, brave, beauty, behavior. Brain berkaitan dengan kecerdasan atau wawasan yang luas mengenai isu yang sedang terjadi.
www.unesa.ac.id
Kemudian brave yaitu keberanian untuk menyampaikan pendapat di hadapan banyak orang. Selanjutnya beauty yang tidak hanya cantik secara fisik, tetapi juga pembawaan. Terakhir, behavior yaitu perilaku baik, karena duta merupakan model yang dilihat masyarakat.
“Saya sangat bersyukur karena telah berusaha dengan totalitas selama persiapan ajang ini, akhirnya setelah mengikuti beberapa ajang perdutaan saya bisa meraih gelar juara, ternyata jatuh bangun selama ini membuahkan hasil yang luar biasa,” katanya.
Besar harapan Chintya untuk mengemban amanah sebagai duta pustaka dengan baik serta dapat berkontribusi dalam menggerakan semangat masyarakat khususnya anak muda dalam meningkatkan literasi dan meramaikan perpustakaan dan museum. “Bangsa kita bisa berdiri karena sejarah. Jangan sampai kita melupakan sejarah,” tutupnya.
Chintya menyampaikan bahwa ini bukan kali pertama dirinya mengikuti lomba tersebut. Dia tertarik menjadi duta pustaka karena melihat literasi yang semakin tahun semakin menurun apalagi perpustakaan dan museum yang mulai sepi pengunjung.
“Saya tergugah untuk menjadi pendobrak literasi dan tidak melupakan peninggalan sejarah yang ada, dan sebagai anak muda saya bisa mengajak anak-anak muda untuk meramaikan perpustakaan melalui media sosial yang saya miliki,” bebernya.[]
***
Reporter: Angel Millehelena
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: