www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id., SURABAYA—Ada yang berbeda pada Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sesi kelima dan keenam di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada Rabu, 10 Mei 2023. Di antara 1.736 peserta yang hadir, tampak enam peserta disabilitas yang datang membawa harapan agar bisa kuliah di kampus impian.
Dua di antara calon mahasiswa baru disabilitas tersebut adalah Wanda Nur Nabilah dan Windi Nur Fadilah asal Gresik. Mereka merupakan saudara kembar dan sama-sama tunanetra. Untuk tes tersebut, kata Wanda, mereka sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari. Mengerjakan soal-soal di internet bahkan belajar bersama gurunya.
"Sejak ada rencana mau kuliah, kami memutuskan untuk mendaftar di jalur tes ini. Persiapannya sudah lama. Sudah beberapa bulan lalu. Belajar mandiri, challenge (menantang, red) diri dengan soal-soal dan simulasi," ucap Wanda usai tes.
Selama persiapan, mereka kerap belajar memanfaatkan soal dan simulasi di website atau laman yang memang dilengkapi dengan tools yang memudahkan disabilitas.Selain itu, mereka juga dibantu guru konseling mereka di sekolah. Bahkan yang mengantar mereka ke tempat tes adalah gurunya.
Perempuan lulusan SMA 1 Muhammadiyah Gresik itu menyampaikan harapan besarnya agar bisa belajar di perguruan tinggi. Dia dan adiknya tidak minder dengan keterbatasan penglihatannya. Justru bagi mereka itu merupakan suatu keistimewaan tersendiri.
Mereka percaya setiap anak lahir dengan potensi dan bakatnya masing-masing. Nah, potensi itulah yang perlu dikembangkan dengan belajar, sekolah dan kuliah. Mereka memaklumi betul berbagai stigma yang kurang menyenangkan dari masyarakat akan kondisi mereka, tetapi itu menjadi motivasi bagi mereka untuk belajar dan fokus menggapai cita-cita.
"Keinginan kuliah juga karena kami punya cita-cita. Kami ingin menjadi guru, penulis maupun berkarir di lembaga pemerintahan. Makanya pilihan saya adalah prodi Sastra dan PLB. Sementara adik saya, PLB dan Pendidikan Bahasa Indonesia. Semuanya di UNESA," beber perempuan yang juga penghafal Al-Qur'an itu.
Kepercayaan diri dan keinginan mereka yang tinggi ingin kuliah, ternyata didukung penuh orang tua dan para guru-guru mereka. Dukungan itulah yang tetap membuat mereka semangat, tetap tegar dalam melangkah dan percaya dengan ikhtiar untuk menggapai apa yang sudah dicita-citakan.
"Semua orang berhak punya mimpi dan berhak memiliki kesempatan untuk mewujudkan apa yang diimpikan itu. Semoga apa yang kami lakukan (tes) ini maksimal dan hasilnya bisa mengantarkan kami menjadi mahasiswa UNESA. Kenapa haru di UNESA? tentu ramah dan punya pelayanan handal untuk disabilitas," tutup Wanda.
Pada kesempatan yang sama, Dr. Sukarmin, M.Pd., Kepala Sub Direktorat Penerimaan dan Kelulusan Mahasiswa UNESA., mengatakan, peserta disabilitas mengikuti tes di sesi kelima atau sesi pagi.
Tempat tes dipusatkan di Training Center, lantai 4, sisi kanan Gedung Rektorat. "Mereka tesnya kan khusus, jadi ruangannya beda dan dilengkapi dengan peralatan yang dibutuhkan dalam membaca atau memahami soal," ujar Sukarmin.
Selain itu, mereka juga dibantu para pendamping dari Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang memandu dari lobi hingga ke ruangan tes. Kendati tesnya di lantai 4, lanjutnya, tetapi akses ke sana ramah disabilitas, baik bagi disabilitas tunanetra maupun yang tunadaksa atau yang berkursi roda. []
***
Penulis: Riska Umami/M. Azhar Adi Mas'ud
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: