Dalam rangka merayakan bulan Chairil Anwar dan mengenang penyair besar Indonesia tersebut pada tanggal 30 April 2008, Jurusan Bahasa dan Sastra Pasca Sarjana Universitas Negeri Surabaya (PPs UNESA) mengadakan diskusi panel yang diberi judul Chairil Anwar dalam Kenangan . Diskusi panel tersebut dihadiri oleh sekitar 130 orang partisipan yang berasal dari keluarga besar UNESA maupun beberapa pihak luar sebagai contoh Universitas Terbuka, Balai Bahasa Surabaya, Universitas Dr. Sutomo, Universitas 17 Agustus, Universitas Wijaya Kusuma, Universitas Muhamaddiyah, dan lainnya. Tiga panelis dari UNESA yang ditampilkan yaitu Prof. Dr. Budi Darma, M.A, Prof. Dr. F.D. Kurnia, dan Drs. Wawan Setijawan, M.Hum. Tema Chairil Anwar diangkat karena beliau adalah tokoh penting dalam dunia perpuisian Indonesia. Diharapkan Chairil Anwar bisa menjadi ikon Indonesia, sebagaimana Shaskespeare bagi bangsa Inggris. Diskusi dimulai oleh Drs. Wawan Setijawan, M.Hum. mengambil tema Sekali Berarti Sudah Itu Mati . Tema itu diusungnya karena kalimat yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tersebut sesungguhnya adalah sebuah baris puisi Chairil Anwar yang berjudul Diponegoro . Kisah-kisah dalam puisi-puisi Chairil Anwar menjelma juga dalam karya-karya sastra lainnya pada jaman sekarang. Chairil Anwar mempunyai karya-karya besar yang mengingatkan kita pada hidup yang kekal serta pada Tuhan. Prof. Dr. F.D. Kurnia menyorot gaung puisi Aku . Aku dikatakan menampilkan ego khusus manusia. Ke aku an juga dijumpai dalam banyak karya sebagai contoh puisi Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono (1989), Kutukan Asu karangan Sindhunata (2003) dan Aku Ingin Menemanimu karya Acep Zamzam Noor (2008). Selaras dengan bahasan dua panelis lainnya, Prof. Dr. Budi Darma, M. membahas pengaruh nafas angkatan 45 pada karya-karya sastra di negara-negara tetangga Indonesia. Acara ditutup dengan pembacaan puisi Chairil Anwar oleh seorang mahasiswa Pasca Sarjana UNESA dan seorang penulis wanita, Lang Fang yang juga ikut berpartisipasi dalam diskusi panel tersebut. Chairil Anwar memang mati muda. Akankah Chairil Anwar hidup 1000 tahun lagi? Kita tidak tahu. Anak cucu kitalah yang akan menjadi saksi. (ynt) Sumber: www.pascaunesa.ac.id.