www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA -Tim Satuan Mitigasi Crisis Center (SMCC) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) mempresentasikan upaya mitigasi bencana untuk memperkuat ketahanan masyarakat dalam agenda Rumah Resiliensi Indonesia (RRI) yang diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), pada 23-28 Mei lalu.
Kegiatan tersebut dihadiri langsung Presiden Joko Widodo dan sejumlah jajaran kementerian. Rumah Resiliensi Indonesia diprakarsai sejumlah Kementerian bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama organisasi masyarakat dan lembaga internasional di Indonesia serta lembaga usaha serta komunitas yang didukung Forum Pengurangan Risiko Bencana Provinsi Bali.
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari agenda Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Agenda ini sebagai wadah partisipasi stakeholder kebencanaan dalam pengurangan risiko bencana.
Di hadapan peserta yang datang dari berbagai kalangan tersebut, Ketua SMCC UNESA Dr. Diana Rahmasari, S.Psi., M.Si., menyampaikan bahwa dalam upaya mitigasi bencana tidak bisa menunggu bencana terjadi baru bertindak. Namun, upaya dilakukan jauh-jauh sebelumnya sebagai bagian dari upaya antisipasi.
www.unesa.ac.id
Upaya mitigasi dilakukan dalam tiga aspek. Pertama, sebelum bencana. Adapun yang dilakukan SMCC UNESA yaitu membentuk desa tanggap bencana (destana). “Sebagai upaya mitigasi sejak dini dengan pemanfaatan potensi di daerah rawan bencana,” paparnya.
Selain itu, juga ada program penghijauan, pelatihan volunteer siswa tanggap bencana, pelatihan mitigasi bencana, kemudian sekolah aman bencana dan pelatihan bantuan hidup dasar. Program tersebut diterapkan di Gresik, Surabaya, Bojonegoro dan lainnya.
Kedua, saat bencana. Tindakan yang dilakukan tim SMCC yaitu fokus penyembuhan trauma para korban. Kemudian psikoedukasi hingga menyasar anak-anak, memberikan bantuan sembako dan penyediaan-pemberian perawatan medis. Tim juga membantu proses evakuasi korban dan bantuan lain yang dibutuhkan di lapangan.
Ini juga dilakukan saat bencana gempa bumi Mamuju-Majene pada Januari 2021 lalu. Kemudian saat Banjir Jombang pada Februari lalu.
Ketiga, setelah bencana. Adapun program SMCC meliputi pemberdayaan UMKM terdampak bencana. Kemudian pelatihan manajemen cedera pascabencana. Setelah erupsi Semeru beberapa waktu lalu, tim kami membuat gerobak untuk UMKM yang terkena bencana sebagai bentuk penguatan ekonomi masyarakat di Desa Addrejo Kabupaten Lumajang.
“Program unggulan SMCC yaitu memanfaatkan muatan lokal dengan melatih warga atau pelaku UMKM setempat, mengedukasi sekolah tanggap bencana dan kegiatan mitigasi kebencanaan,” ucapnya.
Setelah kegiatan tersebut, salah satu perwakilan Universitas Pattimura menyampaikan bahwa pihaknya tertarik mengundang SMCC UNESA untuk sharing seputar pengelolaan atau mitigasi kebencanaan. Dalam agenda tersebut, Ketua SMCC didampingi jajaran ketua dan anggota divisi SMCC. [Humas UNESA]
Foto : Dokumentasi Pribadi
Share It On: