Presiden AUSC menyampaikan materi dalam ISSES ke-5 yang diselenggarakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) UNESA
Unesa.ac.id, SURABAYA--Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan (FIKK) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) sukses menggelar International Seminar of Sport and Exercise Science (ISSES) dengan tema "Beyond the Games: Promoting Sport and Exercise to Communities" yang berlangsung selama dua hari, mulai 26-27 Juni 2024 di FIKK, Kampus 2 Lidah Wetan Surabaya.
Dr. Novadri Ayubi, S.Or., M.Kes., selaku ketua pelaksana mengatakan kegiatan ini menjadi wadah bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi olahraga dari berbagai negara untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman bidang olahraga. Selain itu juga sebagai platform mempromosikan olahraga dan aktivitas fisik kepada masyarakat luas.
”Tak hanya sesi konferensi internasional, terdapat sesi paralel yang melibatkan berbagai topik terkait ilmu olahraga dan kesehatan yang mana sesi local parallel diadakan 10 Agustus 2024,” ucapnya.
Terdapat delapan pembicara yang menyampaikan keynote speech dalam seminar ini, dibagi dalam dua hari dengan masing-masing empat pembicara setiap harinya. Pada hari pertama, di antaranya adalah Professor Ts. Dr. Mohd Rusllim Mohamed, Presiden ASEAN University Sports Council (AUSC).
Selanjutnya, Seetow Cheng Fave, Sekretaris Jenderal Asian University Sports Federation (AUSF), Prof. Dr. Abdul Halim bin Mokhtar dari University Malaya, dan Fernando Parente, Direktur Pengembangan dan Healthy Campus International Federation of University Sports (FISU).
Pada hari kedua pembicaranya ada, Dr. Liu Lixin selaku AUSF President dan Ms. Laura sebagai Vice Secretary AUSF, Dr. Chanika Pinyorospathum dari Mahidol University, Prof. Eef Hogervor dari Loughborough University, dan Prof. Drs. Suroto, M.A., Ph.D dari UNESA.
Pasa sesi pertama, Professor Ts. Dr. Mohd Rusllim Mohamed menyampaikan topik utama terkait ‘kesejahteraan’ fisik dan mental dalam seminar ini.
Dia menekankan bahwa topik ini merupakan salah satu target strategi yang diusung oleh AUSC dan merupakan bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG) ketiga, yaitu kehidupan sehat dan kesejahteraan.
"Di era kemudahan teknologi saat ini, banyak orang menjadi malas untuk bergerak, bahkan untuk berjalan 100 meter saja merasa enggan," tegasnya.
Isu tersebut sangat penting karena menggambarkan hubungan erat antara kesehatan fisik dan kesehatan mental. Instansi pendidikan, khususnya perguruan tinggi, perlu mendorong peserta didiknya untuk lebih aktif secara fisik.
Dia juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi dalam lingkungan akademik, termasuk masalah kesehatan mental yang diperparah oleh dampak pandemi. Untuk mengatasi hal ini, ada empat strategi yang bisa mendorong terwujudnya kampus sehat.
Pertama, pada layanan telehealth untuk memperluas konseling jarak jauh dan konsultasi kesehatan. Kedua, aplikasi kesehatan digital untuk melacak dan meningkatkan perilaku kesehatan.
Selanjutnya ruang belajar fleksibel yang mendukung kesehatan dan kolaborasi, dan terakhir adanya program inklusif untuk mengatasi kebutuhan populasi siswa yang beragam.
Universitas perlu membuat kebijakan dan mengalokasikan sumber daya yang memadai Hal itu juga berlaku pada pengajar dan staf harus mendukung kesejahteraan siswa di dalam dan di luar kelas.
”Siswa juga harus melakukan advokasi untuk kebutuhan mereka dan berpartisipasi dalam program kesehatan, dan ada pihak eksternal seperti mitra komunitas bisa menawarkan sumber daya dan layanan,” tambahnya.
Sejumlah pakar bidang olahraga dari berbagai negara hadir sebagai pembicara kunci dalam seminar internasional olahraga ini. Mereka menyoroti fenomenal mager (males gerak) di kalangan masyarakat
Dia juga memaparkan langkah-langkah perbaikan yang bisa diterapkan dalam waktu dekat, termasuk inisiatif kebijakan untuk mendukung kesejahteraan komprehensif, alokasi sumber daya untuk berinvestasi dalam infrastruktur dan program kesehatan, serta keterlibatan siswa untuk mendorong inisiatif kesehatan yang dipimpin oleh siswa. Selain itu, evaluasi berkelanjutan akan dilakukan untuk penilaian rutin dan penyesuaian strategi kesehatan.
Sejalan dengan tema, Seetow Cheng Fave juga membahas tentang cara mempromosikan gaya hidup sehat di kampus. Kesehatan melibatkan empat komponen utama seperti fisik, mental, emosional, dan sosial. Faktor-faktor ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan komunitas kampus.
Dia juga mengidentifikasi beberapa tantangan menuju kampus sehat, seperti peningkatan tuntutan dan risiko, krisis kesehatan mental, perubahan kebutuhan, pendekatan yang terkadang terpisah-pisah, serta peningkatan biaya dan penurunan pendanaan.
Seetow menekankan pentingnya menciptakan lingkungan universitas yang mendukung kesehatan secara holistik. ”Sebuah lingkungan universitas yang sehat bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar dan budaya organisasi yang meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan keberlanjutan komunitasnya,” jelasnya
Dia juga mempromosikan pendekatan sistem keseluruhan yang mengintegrasikan berbagai elemen sistem universitas, serta menekankan pentingnya interaksi antara manusia, perilaku mereka, dan lingkungan mereka.
Sebagai langkah strategis, pakar kesehatan olahraga dari National University of Singapore ini menyarankan beberapa pendekatan yang dapat diambil, termasuk menanamkan kesehatan dalam kebijakan kampus. Selanjutnya menciptakan lingkungan kampus yang mendukung kreativitas dan budaya kesejahteraan.
Tak hanya itu, pendekatan lain bisa diterapkan seperti mendukung pengembangan pribadi mahasiswa, berkolaborasi dengan pemangku kepentingan, serta menghargai penelitian dan praktik berbasis bukti dalam mempromosikan kesehatan di lingkungan akademik.
Salah satu momen penting dalam seminar ini adalah penandatanganan Letter of Intent (LOI) dan Memorandum of Understanding (MOU) antara UNESA dan beberapa universitas ternama. MOU ditandatangani antara ASEAN University Sports Council (AUSC) dan Mahidol University.
Sementara, LOI ditandatangani antara UNESA dengan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI), Fakultas Sains Sosial dan Kemanusiaan (FSSK), dan Universiti Malaysia Pahang Al-Sultan Abdullah (UMPSA).
Dengan adanya kerja sama internasional ini, diharapkan dapat memperkuat kolaborasi dan penelitian di bidang olahraga dan kesehatan, serta meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian di UNESA kedepan. []
***
Reporter: Mohammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam*
Foto: Tim Humas UNESA
Share It On: