www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA--Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menerima puluhan 'mahasiswa baru' jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBT) 2023. Guna menyambut para peserta tersebut, Pusat Unggulan, Direktorat Disabilitas, mengadakan ‘Sosialisasi Masuk Kuliah untuk Mahasiswa Disabilitas’ secara daring pada Jumat, 7 April 2023.
Pada kesempatan itu, Kepala Seksi Pengembangan Produk Teknologi dan Inovasi Disabilitas, Prof. Dr. Budiyanto, M.Pd., menjelaskan tentang pengenalan diri, bakat minat serta tips memilih jurusan bagi calon mahasiswa disabilitas. Menurutnya, kuliah merupakan tempat untuk belajar dan mengembangkan diri.
"Pengembangan diri perlu dimulai dengan mengenali diri. Ini penting dilakukan agar kita benar-benar memahami apa sebenarnya yang kita butuhkan, minat dan bakat atau kelebihan kita di mana. Ini memudahkan dalam penguatan kapasitas diri ke depan. Memahami diri sendiri amat penting dan ini sekaligus pondasi untuk mahasiswa ke depan," ucap Guru Besar Bidang Disabilitas itu.
www.unesa.ac.id
Salah satu aspek diri yang perlu dikenali yaitu bakat. Nah, bakat ini merupakan potensi yang melekat pada diri seseorang, relatif bersifat permanen yang bisa dikenali sebenarnya, baik itu secara mandiri maupun lewat bantuan tes atau asesmen.
“Setiap anak terlahir dengan membawa potensi dan bakatnya masing-masing. Potensi ini sifatnya istimewa, artinya berbeda antara orang yang satu dengan yang lainnya. Anak-anak sekalian, jangan tidak percaya dengan diri sendiri. Mulai bangun kepercayaan itu sejak sekarang. Semua kita istimewa, punya potensi dan keistimewaan di bidangnya masing-masing," papar Prof. Budiyanto.
Sosialisasi ini bertajuk 'Kenali Dirimu Raih Cita-citamu" yang diikuti 48 peserta disabilitas. Adapun pematerinya yaitu mahasiswa dan alumni disabilitas yang berprestasi di bidangnya. Mereka adalah 1) Tutik Mulani, mahasiswa penyandang tunanetra yang saat ini S-2 di Pendidikan Luar Biasa, 2) Ranti Benisa, alumni D-3 Jurusan Tata Busana.
Selanjutnya, 3) M. Bagas Firmansyah, mahasiswa tunagrahita S-1 Pendidikan Luar Biasa. 4) Diana Dzurriyatur Roviat, mahasiswa tunadaksa, S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 5) M. Aden Hadi., mahasiswa autisme S-1 Tata Boga sekaligus entrepreneur.
Makruf Fauzi, salah satu panitia menyampaikan rasa terima-kasihnya atas terselenggaranya acara ini dan dia mengucapkan selamat datang kepada teman-teman calon mahasiswa baru disabilitas UNESA. "Semoga ini menjadi awal yang bagus bagi teman-teman untuk membangun kepercayaan diri, meraih cita untuk masa depan yang lebih baik. Dari UNESA untuk Indonesia," ucapnya.
Ketua Relawan dari Direktorat Disabilitas, Roid Mahdi menyampaikan bahwa kegiatan sangat revolusioner dan layak diadakan setiap tahunnya. "Dengan begini teman-teman disabilitas tidak hanya memiliki gambaran kuliah dan sebagainya, tetapi menumbuhkan kepercayaan diri untuk sama-sama belajar dan berkembang di UNESA. Di UNESA diberi pendampingan, ada UKM dan berbagai fasilitas yang ramah disabilitas," ucapnya.
***
Tutik Muliani pada kesempatan itu berbagi pengalaman bagaimana dia bisa berhasil menyelesaikan studi sarjananya di UNESA dalam waktu yang terbilang cepat dan diganjar rektor UNESA berupa beasiswa S-2 atas prestasinya.
"Saya merasa bersyukur bisa bergabung sebagai keluarga besar UNESA. Selama kuliah alhamdulillah diberikan kemudahan. Lingkungan mendukung, mobilitas di kampus didampingi teman-teman relawan. Fasilitasnya juga mendukung, termasuk ada sosialisasi khusus untuk disabilitas," ucapnya.
Baginya, kalau dilihat dari aspek hambatan, tentu semua orang ada hambatannya masing-masing. Sebagai tunanetra, tentu tugas-tugas yang visual menjadi tantangan tersendiri baginya. Selain itu, mengenai pengoperasian komputer. "Hambatan seperti ini saya kira wajar dan semua orang ada hambatan dan tantangannya sendiri. Ini harus menjadi motivasi untuk terus menantang diri agar kita bisa berkembang," katanya semangat.
Dia juga mengatakan banyak kesempatan yang didapat selama kuliah di UNESA. Salah satu yang dia rasakan yaitu mengikuti pertukaran mahasiswa di sejumlah kampus di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Hal yang sama disampaikan M. Aden Hadi. Selain memanfaatkan waktu untuk belajar, dia juga menjalani bisnis makanan. Dia punya brand, Aden Snack namanya. "Tergantung kita maunya seperti apa. Mau terus berkembang dan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada atau bagaimana. Saya kira kita bisa. Kita punya syarat untuk sukses. Cuman kita butuh sedikit bersabar untuk belajar dan mengembangkan diri," tutupnya.
***
Penulis: Lina Lubaba
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas UNESA
Freepik (https://www.freepik.com/free-vector/disabled-day-concept-illustration_10798237.htm#query=disabilitas&position=5&from_view=search&track=sph)
Share It On: