Direktur Belmawa Kemendikbudristek Sri Suning Kusumawardani memberikan penguatan dalam pelatihan dasar MBKM UNESA.
Unesa.ac.id, SURABAYA—Direktur Belmawa, Kemendikbudristek, Sri Suning Kusumawardani memberikan penguatan dalam pelatihan dasar MBKM oleh Direktorat Transformasi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran UNESA melalui Subdirektorat Pertukaran Mahasiswa dan Mobilitas Akademik (PMMA) pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Pada sesi materi, guru besar UGM itu menerangkan pentingnya transformasi pendidikan tinggi melalui program MBKM dalam pelatihan tersebut. Ia menyatakan bahwa esensi MBKM ialah memberikan pengalaman pembelajaran di luar program studi.
"MBKM sendiri berakar dari keresahan masyarakat global terkait masa depan dunia, seperti tantangan di bidang ekonomi, lingkungan, geopolitik, sosial, dan teknologi. Selain itu, tantangan global juga dirumuskan melalui Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)," terangnya.
Revolusi industri 4.0 yang terjadi mengakibatkan banyak pekerjaan rutinitas terotomatisasi dan menggeser peran manusia dengan sistem teknologi. Kendati demikian, perkembangan ini memunculkan sekitar 27-46 juta pekerjaan baru, di mana 10 juta di antaranya belum pernah ada sebelumnya.
Hal itu menuntut adanya persiapan keterampilan atau kompetensi baru untuk menghadapi tantangan yang ada. Keterampilan memecahkan masalah, kognitif, dan sosial menjadi semakin penting dalam menghadapi perubahan tersebut dan menjadi lebih relevan dalam konteks dunia kerja yang terus berkembang.
"Karena itu, pondasi yang kuat dalam pendidikan tinggi melalui ekosistem kampus yang sehat, aman, dan nyaman terus kita perkuat. Ekosistem ini mencakup kerja sama pentahelix, pusat unggulan inovasi, science dan technopark, serta inkubasi bisnis," jelasnya.
Dia menjelaskan berbagai kebijakan dan program flagship dalam pelaksanaan MBKM. Salah satu kebijakan MBKM yang penting adalah kewajiban bagi mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar program studi dengan beban minimal 20 SKS. Namun, ada pengecualian untuk program studi kedokteran, kebidanan, dan keperawatan karena harus menyesuaikan dengan standar kesehatan.
"Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman yang lebih luas kepada mahasiswa, dengan fokus pada pembelajaran lintas disiplin untuk memperkaya kompetensi mereka," ujarnya.
MBKM merupakan wujud transformasi pendidikan tinggi menjawab berbagai tantangan, salah satunya menjawab kebutuhan kompetensi sesuai tuntutan revolusi industri mutakhir.
Kebijakan lain di jenjang S-1/D-IV mencakup pembagian 5 semester untuk memenuhi core competency dan 3 semester untuk multi-track enrichment pada kampus merdeka. Dengan pendekatan itu diharapkan dapat menghasilkan lulusan dengan output yang fleksibel dan eligible, siap menghadapi berbagai tantangan di dunia kerja.
Kemendikbudristek juga menginisiasi berbagai program flagship untuk mendukung bekal mahasiswa dari berbagai rumpun pendidikan. Beberapa di antaranya adalah Kampus Mengajar, Magang dan Studi Independent Bersertifikat (MSIB), Pertukaran Mahasiswa Internasional, dan Wirausaha Merdeka.
Selain itu, ada juga beberapa program kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak. Program Bangkit misalnya, yang dilaksanakan bersama Google, Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan lainnya; Gerilya, yang dilaksanakan bersama Kementerian ESDM; serta Pejuang Muda, yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial.
“Kami mengapresiasi kepada seluruh jajaran pimpinan dan teman-teman di bagian akademik dan MBKM yang berkomitmen terus mengembangkan program di tingkat universitas. Apresiasi kami juga atas Indikator Kinerja Utama UNESA yang terus meraih penghargaan,” ucapnya di akhir sesi materi.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, Pemeringkatan, Publikasi, dan Science Center UNESA, Bambang Sigit Widodo, menjelaskan pelatihan ini merupakan komitmen UNESA dalam mendukung program MBKM. Ia menyebut UNESA terus mendukung program MBKM karena sangat penting untuk memberikan bekal bagi mahasiswa agar tidak hanya mendapatkan teori di kampus tetapi juga siap terjun langsung ke masyarakat.
”Ada 13 ribu mahasiswa yang akan mengikuti program MBKM di semester gasal ini baik secara flagship maupun mandiri,” tambah dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) dalam agenda yang dihadiri seluruh jajaran Direktorat Transformasi Pendidikan dan Teknologi Pembelajaran, serta mahasiswa MBKM UNESA itu.
Sementara itu, M. Jacky, Kasubdit PMMA menjelaskan manfaat pelatihan ini bagi mahasiswa. Program MBKM mengasah keterampilan mahasiswa sehingga mereka memiliki bekal yang lebih baik setelah lulus. ”Ini adalah langkah penting untuk memastikan bahwa lulusan kami tidak hanya siap menghadapi dunia kerja tetapi juga memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara signifikan di masyarakat," ungkapnya.[]
***
Reporter: Mohammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam*
Foto: Tim HUMAS UNESA
Share It On: