Analis Teknologi Pembelajaran, Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kemendikbudristek, M. Romario Basirung memaparkan student loan dari aspek kebijakan pendidikan di Indonesia.
Unesa.ac.id., SURABAYA– Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) FMIPA UNESA menyelenggarakan dialog kebangsaan dengan tema "Kontravensi Student Loan terhadap Aksesibilitas Pendidikan Tinggi, Menyelamatkan Pendidikan atau Memberatkan Masa Depan?" secara daring melalui Zoom Meeting pada Sabtu, 22 Juni 2024.
Dialog yang diikuti mahasiswa umum tersebut mengundang dua narasumber yaitu M. Romario Basirung, S.Pd., M.Pd selaku Analis Teknologi Pembelajaran, Pusat Data dan Teknologi Informasi, Kemendikbudristek; dan Dr. Muhamad Sholeh, S.Pd.,M.Pd., Direktur Kemahasiswaan dan Alumni UNESA.
Ketua panitia, Yumna Alya mengatakan, latar belakang diadakannya acara ini yaitu keresahan mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam pembayaran uang kuliah tunggal (UKT).
"Kami sebagai legislator bidang advokasi ingin membantu para mahasiswa dalam memberikan pencerahan mengenai pembayaran UKT serta sistem student loan yang nantinya diterapkan di Indonesia," ucapnya.
Pada sesi materi pertama, M. Romario Basirung, menyampaikan bahwa student loan merupakan wacana dari kebijakan pendidikan di Indonesia yang memudahkan mahasiswa dalam mengakses pendidikan tinggi sehingga ini merupakan salah satu cara alternatif dalam menuju sumber daya manusia yang unggul seperti pada negara yang sudah menerapkan student loan ini.
"Student loan sudah menjadi wacana pembicaraan setiap tahunnya di pemerintahan Indonesia. Kebijakan ini belum bisa diterapkan secara langsung pada negara kita, karena memerlukan kajian-kajian yang lebih mendalam, karena ini sangat beresiko terhadap masa depan mahasiswa," jelasnya.
Direktur Mawal UNESA memamaparkan stundent loan dari berbagai perspektif. Dia juga mengajak peserta untuk sama-sama melihat proyeksi kebijakan ini bagi mahasiswa ke depan.
Sementara itu, pada sesi kedua Direktur Kemahasiswaan dan Alumni (Mawal) UNESA, Muhamad Sholeh, menjelaskan konsep student loan yang akan diterapkannya di Indonesia. Menurutnya, student loan merupakan bentuk pinjaman mahasiswa sebagai pembiayaan pendidikan, seperti biaya uang kuliah tunggal (UKT), biaya buku dan biaya hidup selama perkuliahan dengan ketentuan pengembalian setelah mereka lulus dan mulai bekerja.
Terdapat dua jenis utama student loan, yakni pinjaman bersubsidi dan tidak bersubsidi. Pinjaman bersubsidi biasanya diberikan kepada mahasiswa dari keluarga berpenghasilan rendah, dengan pemerintah menanggung bunga selama masa studi.
'Sebaliknya, pinjaman tidak bersubsidi mengharuskan mahasiswa menanggung bunga sejak awal masa pinjaman,' ucapnya.
Dosen yang homebase di Fakultas Ilmu Pendidikan Pendidikan menegaskan bahwa pendidikan merupakan investasi masa depan, karena dengan pendidikan sebagai alat perkembangan ekonomi negara, investasi pendidikan memberikan nilai balik yang lebih tinggi daripada investasi lainnya.
Investasi pendidikan memiliki banyak fungsi di dalamnya, seperti fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya dan fungsi kependidikan.
"Pengimplementasian student loan di Indonesia memerlukan perencanaan yang matang dan pertimbangan mendalam, salah satunya faktor yang perlu diperhatikan meliputi infrastruktur keuangan, regulasi, dan kesadaran masyarakat," jelasnya
Tantangan ketika Indonesia menerapkan kebijakan student loan ini adanya risiko ketidakmampuan mahasiswa dalam membayar kembali pinjaman, yang dapat menimbulkan beban finansial jangka panjang bagi lulusan.[]
***
Reporter: Mochammad Ja'far Sodiq (FIP)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi Tim DPM FMIPA, dan Tim HUMAS UNESA
Share It On: