www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Prestasi gemilang kembali ditorehkan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di tingkat nasional. Tim yang terdiri dari tiga srikandi itu menjuarai Automation Engineering Robotic Contest and Scientific Paper Competition (Aerospace) di Universitas Diponegoro (Undip), pada 24 Februari 2024 lalu.
Dalam lomba karya tulis ilmiah yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Teknologi Rekayasa Otomasi (Himatro) Sekolah Vokasi Undip, tim yang bernama "Doa Mapa" (Mama Papa) ini berhasil meraih juara pertama pada cabang karya tulis ilmiah. Adapun tim ini terdiri dari Dinda Tria Kusuma, Durriyatus Salsabila, dan Fanya Az-Zahra Fakhressy.
Tiga mahasiswa tersebut dibimbing oleh Fasih Bintang Ilhami, S.Kep.,MT., Ph.D. Selaku ketua tim, Dinda Tria Kusuma mengatakan bahwa perjalanan kompetisinya berlangsung cukup sengit. Kompetisi tersebut memiliki jumlah 138 tim dari berbagai tingkatan pendidikan termasuk berbagai perguruan tinggi negeri besar tanah air.
"Kompetisi ini sangat ketat ditambah lagi topik yang diangkat memfokuskan pada aplikasi teknologi di berbagai bidang, seperti lingkungan, pertanian, pendidikan, energi terbarukan, dan industri," ujarnya.
Dinda-sapaan akrabnya-menjelaskan, tema karya tulis ilmiah yang mereka usung tentang teknologi lingkungan. Ide inovatif yang diciptakan yakni drone bawah air dengan keunggulan khusus mendeteksi kepadatan mikroplastik di laut. Menurutnya inovasi itu juga langkah nyata untuk berkontribusi pada pelestarian kelautan.
Ia menekankan bahwa mikroplastik, sebagai partikel plastik atau serat dengan ukuran kurang dari 5 mm, seringkali sulit diidentifikasi karena ukurannya yang mikro dan sulit terjangkau di lautan. Drone yang beroperasi di lokasi lautan dilengkapi dengan sensor canggih untuk mendeteksi kepadatan mikroplastik secara akurat.
www.unesa.ac.id
"Data hasil deteksi ini langsung dikirimkan oleh mikrokontroler yang terdapat dalam drone ke sistem laman web yang telah kami persiapkan sebelumnya," bebernya.
Di balik ide inovatifnya, drone pendeteksi mikroplastik memiliki cerita menarik di belakangnya. Ide ini berawal dari tugas mata kuliah yang menyarankan praktikum lapangan dengan topik bioremediasi mikroplastik di Sungai Porong. Saat sesi presentasi, timnya kurang mampu menjawab pertanyaan dosen tentang bagaimana kepastian adanya mikroplastik di sungai tersebut.
Karena hal itulah, mereka kepikiran untuk membuat inovasi drone dan melakukan riset secara intensif bahkan pada saat hari libur semester sampai gagasan itu berhasil terwujud dalam bentuk prototype drone pendeteksi mikroplastik bawah air.
Keberadaan mikroplastik menjadi isu lingkungan yang serius, dan kehadiran drone dengan kemampuan khusus ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi masalah pencemaran lingkungan, khususnya yang disebabkan oleh limbah plastik.
Prestasi ini tidak hanya menjadi kebanggaan bagi tim Doa Mapa, tetapi juga bagi UNESA secara keseluruhan. Inovasi ini menjadi contoh nyata bagaimana mahasiswa UNESA dapat terus berkontribusi dalam penemukan solusi inovatif untuk menjawab tantangan bangsa dan global.
Prestasi tiga srikandi tersebut mendapat apresiasi dari pimpinan FMIPA. Dekan, Prof. Dr. Wasis, M.Si., menyampaikan rasa bangganya atas prestasi nasional yang dicetak mahasiswanya tersebut. “Tidak mudah menaklukkan lomba tingkat nasional, apalagi di situ bersaing dengan peserta kampus-kampus gajah. Kami sampaikan selamat dan keren untuk tim Doa Mapa,” ucapnya.
Dekan menambahkan bahwa prestasi yang diraih tim Doa Mapa merupakan wujud dari potensi dan kompetensi mahasiswa UNESA yang sangat mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional. Prof Wasis berharap, prestasi ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya, para dosen dan tendik untuk terus menorehkan prestasi gemilang di berbagai kesempatan. [*]
***
Reporter: Mohammad Dian Purnama (FMIPA)
Editor: @zam*
Foto: Dokumentasi Dinda Tria Kusuma
Share It On: