www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Kasus kekerasan seksual marak terjadi belakangan ini. Karena itulah, mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang tergabung dalam kelompok KKN-T Nganjuk 1 gencar melakukan edukasi seputar sexual harassment di berbagai sekolah di sana, salah satunya di SMP Negeri 1 Ngetos.
Dicky Hasbyallah, ketua KKN menyebutkan bahwa berdasarkan hasil wawancara dengan warga dan jajaran pemerintah desa setempat, kasus kekerasan seksual juga terjadi di Nganjuk yang salah satu faktornya pernikahan dini.
“Kasus pernikahan dini di Desa Kuncir, Kabupaten Nganjuk saja masih ditemui. Data yang diperoleh dari instansi terkait di sini saya mencatat terdapat 17 orang di bawah 21 tahun nekat lakukan pernikahan. Ini karena faktor kehamilan di luar nikah yang mengharuskan mereka menikah,” jelasnya.
Angka pernikahan dini berdampak pada tingginya angka perceraian di sana. “Karena itulah, kita coba berikan edukasi bagaimana sih dampaknya pernikahan dini. Kalau pun harus dilakukan, apa yang perlu dipersiapkan agar bisa berjalan sesuai harapan. Namun, edukasi ini untuk menekan angka pernikahan dini dan kekerasan seksual,” ucapnya.
Sosialisasi itu dilakukan secara bertahap dan melibatkan pemerintah desa atau kelurahan setempat. “Tujuan kami membangun kesadaran dan pemahaman remaja terkait isu pelecehan seksual yang sedang marak,” tambah Dicky.
Materi yang disampaikan tentunya meliputi definisi kekerasan seksual, kasus yang didasarkan dengan data terkait, bentuk, serta ancaman. Tak lupa juga kelompok tersebut juga mengajarkan bagaimana cara menyikapi kasus, dan batasan interaksi sebagai langkah preventif pada kasus pelecehan seksual.
www.unesa.ac.id
Tak hanya edukasi sexual, pada waktu yang sama pihaknya juga mengadakan konseling terhadap bakat minat yang berfokus pada akademik. Hal itu juga dilakukan untuk mencegah adanya pernikahan dini yang dapat mengarah pada kekerasan seksual. Pada umumnya, pernikahan dini akan terjadi karena tidak adanya orientasi yang kuat untuk mengenyam pendidikan tinggi.
“Secara sederhana jika minat akan pendidikan tinggi naik, maka angka pernikahan dini akan turun, karena mengingat adanya perubahan prioritas masyarakat dari yang sebelumnya menikah berubah prioritasnya pada pendidikan,” beber Dicky. Dengan memiliki visi membangun karir masa depan yang lebih baik membuat remaja bisa konsentrasi atau menyibukan diri dengan hal-hal yang bisa membawa mereka ke tujuannya. [HUMAS UNESA]
***
Penulis: Mohamamad Dian Purnama
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: