www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA–Pakar filsafat Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Dr. Fahruddin Faiz, S.Ag., M.Ag., yang kata-kata bijaknya tersebar di beranda media sosial itu hadir di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) pada Sabtu,29 Juli 2023.
Dalam kuliah moderasi BEM FIP itu, Fahruddin Faiz menyampaikan bahwa dari perspektif agama Islam, makna moderasi bukanlah sesuatu yang tidak ada lalu diada-adakan. Melainkan itu sudah ada sejak dulu.
Nilai itu paling utama yang diunggulkan dalam seluruh kultur budaya dan agama adalah nilai moderasi. “Moderasi itu berarti tidak berlebihan dan tidak kekurangan, artinya ideal,” terangnya.
Terkait dengan itu, dia mengkhawatirkan ada sekelompok orang atau individu mengambil tindakan yang berlebihan dalam beragama. Tindakan itu berpotensi akan memunculkan ekstremisme, radikalisme, fundamentalisme dan masih banyak lagi istilah lainnya untuk menggambarkan penyimpangan-penyimpangan tersebut.
Menurutnya dari sudut pandang filsafat Islam, umat Islam itu sudah dalam bentuk moderat dari dulu. Akan tetapi yang disayangkan yaitu mereka ini silent atau tidak seaktif kelompok-kelompok di atas dalam menggaungkan militansinya di sektor citra sosial.
“Hal ini seharusnya menjadi PR bagi umat Islam yang moderat untuk kembali hadir sebagai maslahah di tengah-tengah masyarakat dengan menjadi problem solving bukannya seorang trouble maker,” ungkap dosen Fakultas Ushuluddin itu.
www.unesa.ac.id
Sementara itu dosen Pendidikan PKN Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum (FISH) UNESA, Prof. Dr. Muhammad Turhan Yani, M.A., menjelaskan bahwa istilah moderasi beragama adalah istilah ideal yang dikehendaki oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Maka secara garis besar moderasi beragama dan bela negara itu perilaku seseorang untuk tidak ekstrem kanan maupun ekstrem kiri, melainkan berada di tengah-tengah atau berimbang.
Sehingga menurutnya nilai-nilai moderasi dalam beragama dan bela negara termaktub dalam sebuah aspek yang mencakup unsur perdamaian, toleransi, persatuan di tengah-tengah keberagaman, dan nasionalisme.
“Dengan demikian, mahasiswa yang notabenenya generasi milenial harus jadi pionir terdepan dalam menjaga keberagaman di kehidupan bermasyarakat maupun bernegara,” pungkas direktur LPPM itu.
Terkait kuliah dengan tema "Pentingnya Moderasi Beragama dan Bela Negara di Kalangan Mahasiswa" itu, Dekan FIP, Prof. Dr. Mochamad Nursalim, M.Si., dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan seperti ini penting dilakukan.
Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi salah satu cara efektif untuk meningkatkan wawasan sekaligus kesadaran mahasiswa dalam bermoderasi agama dan bela negara khususnya di dalam lingkup kampus dan umumnya di kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. [*]
***
Penulis: Saputra
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim Humas
Share It On: