www.unesa.ac.id
Unesa.ac.id, SURABAYA-Ada banyak kegiatan yang bisa diadakan untuk memperingati Hari Pahlawan, 10 November 2022. Salah satunya bisa dengan menggelar talkshow seperti yang dilakukan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual atau Satgas PPKS Universitas Negeri Surabaya (UNESA) di Auditorium Lantai 11 Gedung Rektorat Kampus Lidah Wetan, Surabaya pada Kamis, 10 November 2022.
Tema yang diusung yaitu “Pahlawan Muda Anti Kekerasan Seksual” yang dibahas oleh tiga pemateri yaitu, Putri Aisyiyah Rachma Dewi, S.Sos., M.Med.Kom., Kepala Divisi Studi Gender dan Anak PPKS., Imam Pasu Marganda Hadiarto Purba, MH., dosen Hukum UNESA dan Nanda Audia Vrisaba, M.Psi., dosen Psikologi UNESA.
Ketua Satgas PPKS., Dr. Mutimmatul Faidah, M.Ag., mengatakan, acara ini merupakan cara untuk memperingati Hari Pahlawan juga mengambil nilai-nilai kepahlawanan dari aspek yang berbeda yakni perspektif menolak kekerasan seksual.
“Indonesia memang sudah merdeka dan tidak lagi terjajah. Namun, kondisi di Indonesia belum bisa dikatakan merdeka dari kasus kekerasan seksual, hal ini karena masih banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi baik verbal, fisik dan sebagainya,” bebernya.
www.unesa.ac.id
Lewat kegiatan tersebut, pihaknya mengajak seluruh sivitas akademika termasuk mahasiswa untuk berdiri tegak melawan kekerasan seksual. "Kami mengajak semuanya untuk menjadi pahlawan muda, bukan mengangkat senjata atau bambu runcing, tetapi membawa komitmen berdiri bersama menolak kekerasan seksual," ajaknya.
Diharapkan, acara ini peserta talkshow dan panggung ekspresi memiliki spirit pahlawan, mampu menyuarakan penolakan kekerasan seksual dan berani menyampaikan aspirasi, berekspresi, dan pendapatnya untuk tolak kekerasan seksual. "Apa yang dialami atau yang dirasakan diri kita atau teman kita, mari sampaikan dan kita carikan solusi bersama. Tidak ada ruang bagi kekerasan di UNESA," tandasnya.
Dalam forum tersebut, peserta mendapat bekal dari para pemateri seputar kekerasan seksual, motif dan jenis-jenis hingga cara pelaporannya. Apapun kekerasan yang dialami, tidak boleh didiamkan atau dianggap biasa. Ini berbahaya. Baiknya segera melapor ke bagian khusus yaitu PPKS agar bisa ditindaklanjuti bersama dengan cara yang tepat dan prosedur yang benar.
Jika peserta hendak melapor, Nanda mengatakan bahwa yang ingin melapor tentu butuh teman atau dukungan sosial, tidak perlu takut bahwa laporannya dijaga kerahasiaannya, lalu yang terpenting korban berani untuk melapor atas kejadian yang menimpanya. "Laporan atau pengaduan ini penting untuk memutus rantai kekerasan seksual," ujarnya.
Bagaimana menjadi pahlawan muda anti-kekerasan seksual? Ketua Satgas PPKS menjelaskan yaitu 1) tidak menjadi pelaku, 2) Jangan sampai menjadi korban, dan 3) Berkontribusi nyata dengan edukasi, aware, dan tidak diam tapi terus bergerak.
Salah satu peserta, Seli Musyawita dari Prodi S-1 PPKN Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum menyebutkan bahwa sebagai pemuda dan mahasiswa harus berani menjadi pahlawan tolak kekerasan seksual versi kita masing-masing sesuai kemampuan. Paling penting berani berdiri menyuarakan, menyebarkan semangat dan bergerak bersama tolak kekerasan seksual.
www.unesa.ac.id
Selain talkshow, kegiatan bertagar 'tolak kekerasan seksual' ini juga ada kegiata panggung ekspresi yang menampilkan sejumlah karya mahasiswa di antaranya tarik suara, teatrikal, hingga musikalisasi puisi yang semuanya menyampaikan pesan-pesan seputar kekerasan seksual. Selain itu, juga terdapat bilik cerita bagi peserta yang ingin sharing apa yang pernah dirasakan dan yang terpendam selama ini.
Tentu bilik ini hanya sifatnya hanya didengarkan oleh tim khusus yang terdiri dari unsur Satgas PPKS dan Teman Sebaya yang siap mendengarkan kisah peserta dan akan memberikan semacam treatment khusus untuk membantu mengatasinya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Muhammad Azhar Adi Mas’ud
Editor: @zam Alasiah*
Foto: Dokumentasi Tim UPT HUMAS UNESA
Share It On: