www.unesa.ac.id
Unesa. ac.id, SURABAYA–Universitas Negeri Surabaya (UNESA) gencar meningkatkan kualitas tata kelola institusi. Salah satu yang dilakukan yaitu menggelar Sosialisasi Manajemen Risiko dan Pengisian Risk Register di Gedung LP3, Kampus Lidah Wetan, Surabaya, Senin 5 September 2022.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari atau sampai 6 September 2022 dengan menghadirkan Dr. Agus Rahman Alamsyah, MM., MT., MS sebagai pemateri. Hadir pula, Suprapto, S.Pd., M.T. selaku Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan, beserta kepala BUK, dekan, direktur, kabiro, kepala pusat lembaga selingkup UNESA.
Suprapto menjelaskan kegiatan ini dimaksudkan untuk mendiskusikan bersama terkait manajemen risiko di UNESA. Ini sekaligus sebagai langkah dalam mempersiapkan diri menuju PTN BH. Pertemuan kali ini mengajak seluruh jajaran untuk mengenal lebih dalam sekaligus mulai mengaplikasikan risk register.
Manajemen risiko menjadi komponen yang diperhatikan. Saat ini, UNESA berhasil mencapai nilai 4.2 dalam tingkat maturity teknologi informasi. Sehingga sudah pantas untuk naik level menuju PTN BH. “Alhamdulillah itu tertinggi se Indonesia,” tambahnya.
www.unesa.ac.id
Menurutnya, perlu adanya kesadaran bersama untuk belajar dan semakin meningkatkan kualitas diri, karena ketika menjadi PTN BH, akan ada banyak perubahan dan penyesuaian.
Pada kesempatan itu, Agus Rahman Alamsyah menjabarkan manajemen risiko sebagai proses mengidentifikasi peristiwa yang berpotensi mempengaruhi satuan kerja, mengelola risiko agar berada dalam batas toleransi risiko (risk appetite) dan menyediakan penjaminan yang memadai terkait pencapaian tujuan satuan kerja.
Dalam manajemen risiko, terdapat sistem pengendalian intern (SPI) yang bertanggung jawab atas manajemen risiko non-akademik. Sedangkan sistem pengendalian manajemen (SPM) akan terlibat dalam manajemen risiko akademik. “Kerja sama dari Bapak/Ibu sekalian sangat diperlukan. Manajemen risiko itu milik bersama dan untuk kepentingan bersama,” ungkapnya.
Sesuai dengan kebutuhannya, manajemen risiko dilandaskan dalam Permendikbud 66 Tahun 2015 yang merupakan implementasi dari ISO 31000: 2018 dan PP 60 Tahun 2018 yang mengadopsi dari COSO. Sebagai pemilik risiko, lanjut Agus, setiap jajaran harus mampu menerapkan dan megembangkan menejemen risiko di lingkungan kerja masing-masing.
Ada banyak yang harus dipersiapkan UNESA dalam penerapan manajemen risiko ini. Di antaranya perlu pembiasaan dalam menjalankan manajemen resiko ini yang tentu membutuhkan waktu.
“Saya berharap, teman-teman peserta sosialisasi ini bisa bekerja sama untuk mengisi manajemen risiko,” tutur Suprapto. Saat ini, tim SPI dan PPTI tengah berupaya dalam mengembangkan sistem terkait risk management, dan juga perpajakan. “Kita perlu sama-sama belajar,” tutupnya. [HUMAS UNESA]
Penulis: Hasna
Editor: @zam Alasiah*
Share It On: